Gedung Putih menuduh pejabat intelijen yang membocorkan informasi tentang tuduhan kehadiran program berhadiah Rusia di Afghanistan, menggagalkan usaha untuk mencapai konsensus tentang otentisitas ancaman itu.
Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany, Selasa (30/6), mengecam “petugas intelijen yang bermaksud jahat” karena menempatkan nyawa pasukan Amerika dalam bahaya, sementara tetap membela keputusan untuk tidak memberi briefing kepada Presiden Trump karena intelijennya belum diverifikasi.
McEnany juga mengecam harian New York Times, yang pertama membeberkan berita tentang hadiah Rusia untuk anggota Taliban yang membunuh tentara AS dan koalisi di Afghanistan.
“Tidak ada skenario yang baik sebagai akibatnya,” katanya kepada wartawan. “Siapa yang mau bekerja sama dengan komunitas intelijen AS? Siapa yang mau menjadi sumber atau aset kalau mereka tahu identitas mereka dapat diungkap?” lanjutnya.
McEnany lebih jauh memperingatkan bahwa bocornya informasi dan perhatian yang diberikan pada tuduhan tak terbukti tersebut, juga melemahkan negara.
“Tingkat kontroversi dan perselisihan ini langsung dimainkan di pihak Rusia, dan sayangnya, memenuhi kepentingan mereka,” ujarnya.
The Times menambahkan laporannya pada hari Selasa bahwa menurut tiga pejabat yang dekat dengan kalangan intelijen, para pejabat AS telah mencegat data yang menunjukkan transaksi finansial dalam jumlah besar dari sebuah rekening yang dikendalikan badan intelijen militer Rusia ke rekening yang terkait dengan Taliban.
Pernyataan Gedung Putih hari Selasa muncul sementara para legislator dan mantan wakil presiden Joe Biden, yang kemungkinan besar akan dihadapi Trump dalam pemilihan presiden November mendatang, menghabiskan hari itu dengan menyimak pengarahan Gedung Putih sementara rincian baru mengenai info intelijen itu terus muncul.
Media utama AS seperti New York Times dan CNN, melaporkan bahwa informasi tentang persekongkolan Rusia ini sudah dimasukkan ke dalam PDB, sebuah rangkuman dari isu intelijen penting untuk presiden pada akhir Februari. Laporan lainnya mengatakan, Trump sudah diberi informasi tertulis tentang masalah ini pada awal tahun.
“Gagasan bahwa dia tidak tahu atau tidak diberi tahu, ini merupakan kelalaian dalam menjalankan tugas kalau benar,” kata Biden, ketika bertemu dengan reporter di Wilmington, Delaware.
Warga Amerika akan menyimpulkan, orang ini tidak cocok menjadi presiden AS,” imbuhnya.
Petinggi Demokrat lainnya juga menyatakan frustrasi setelah penjelasan di Gedung Putih bersama dengan Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe, Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien dan kepala staf Gedung Putih Mark Meadows.
“Yang sangat memprihatinkan bagi saya adalah tanggapan awal mereka, bahwa mereka hanya ingin memastikan kita tahu bahwa presiden tidak mengetahui apapun,” kata Ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR, Adam Smith. “Ini benar-benar tidak normal,” lanjutnya.
“Berdasarkan apa yang kami dengar hari ini, ini adalah informasi yang (a), presiden seharusnya tahu dan (b) berdasarkan apa yang dikatakan kepada kami hari ini, ia tahu,” lanjut Smith. [jm/pp, uh/ab]