Gelombang panas yang berbahaya dan berkepanjangan menyelimuti sebagian besar Amerika Serikat bagian selatan pada hari Selasa (27/6), memaksa orang-orang berlindung di dalam ruangan dalam apa yang disebut para ilmuwan sebagai peristiwa perubahan iklim ekstrem.
Peringatan panas yang berlebihan diberlakukan dari Arizona – di barat daya AS – hingga ke Alabama di tenggara, di mana wilayah Texas selatan dan tengah serta Lembah Mississippi Valley menjadi wilayah yang terdampak paling parah, kata Badan Cuaca Nasional (NWS).
Victor Hugo Martinez, seorang mandor berusia 57 tahun yang memimpin para tukang memperbaiki jalan di Kota Houston, mengatakan kepada AFP: “Kami tidak bisa bertahan. Ini terlalu parah, kami masih harus mengerjakan 10 sampai 12 titik seperti ini sekarang.”
Mereka membebat kepala mereka dengan bandana untuk melindungi diri dari panas terik. Martinez memastikan mereka semua banyak minum dan beristirahat beberapa kali untuk melindungi kesehatan mereka.
Sementara itu, NWS mendesak warga AS di daerah terdampak untuk minum air, tetap berada di dalam ruangan, dan memastikan kondisi teman dan kerabat yang rentan.
Andrew Pershing, ilmuwan dari Climate Central, mengatakan kepada AFP, “yang paling tidak biasa dari peristiwa ini adalah seberapa luas dan seberapa lamanya hal ini telah berlangsung.”
“Ada tempat-tempat di Texas yang memiliki suhu di atas 100 derajat Fahrenheit (setara 37 derajat Celcius) selama lebih dari dua minggu, yang merupakan suhu yang sungguh tidak biasa untuk saat ini, bahkan di wilayah yang biasanya terik.”
Akumulasi emisi gas rumah kaca yang bersejarah membuat peristiwa cuaca ekstrem setidaknya lima kali lebih mungkin terjadi, menurut perhitungan awal tim pimpinan Pershing.
Kondisi panas terik diperkirakan meluas ke seluruh bagian selatan AS mulai Rabu (28/6) dan terus berlanjut hingga liburan panjang akhir pekan pada peringatan kemerdekaan AS pada 4 Juli mendatang.
Panas ekstrem itu tampaknya juga telah merenggut beberapa nyawa.
Pekan lalu, seorang petugas pos berusia 66 tahun pingsan saat mengirimkan surat karena suhu mencapai sekitar 115 derajat Fahrenheit (sekitar 46 derajat Celsius). Ia meninggal dunia beberapa jam kemudian, kata Kantor Pos AS kepada media, meski penyebab kematiannya masih diselidiki.
Pada Jumat (23/6), seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun pingsan akibat kelelahan saat mendaki di Taman Nasional Big Bend di Texas. Ia kemudian meninggal dunia, menurut pernyataan resmi.
Ayah tirinya meninggalkan lokasi untuk turun menuju mobil mereka untuk mencari pertolongan, sementara saudara laki-laki remaja itu berusaha membopongnya kembali ke jalan setapak. Sang ayah kemudian tewas dalam kecelakaan lalu lintas. [rd/rs]
Forum