Reka ulang tersebut menunjukkan keterlibatan Umar Patek dan pelaku terorisme lainnya yaitu Dulmatin dan trio Bom Bali 1 Imam Samudra, Muklas, dan Amrozy merancang aksi bom Bali 1.
Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, masih gelap dan hanya diterangi lampu. Ratusan polisi bersenjata lengkap sudah memadati terminal Tirtonadi kota Solo, Sabtu (22/10).
Sebuah bus terparkir di sudut terminal jalur Surabaya dan sekelilingnya terpasang garis polisi. Tak lama kemudian, dua kendaraan lapis baja baraccuda bertuliskan BRIMOB POLISI mendekati bus tersebut. Dari dalam kendaraan lapis baja keluar seseorang berbaju oranye. Orang itu adalah Umar Patek, gembong teroris yang tertangkap di Pakistan, tak jauh dari lokasi Osama Bin Laden tewas tertembak, beberapa waktu lalu.
Di terminal Tirtonadi kota Solo ini, Umar Patek memperagakan adegan keberangkatanhya menuju Bali dengan naik bus menjelang aksi Bom Bali 1. Umar Patek diantar ke terminal oleh Dulmatin (yang diperagakan petugas polisi) berboncengan menggunakan sepeda motor.
Rekonstruksi kemduaian dilanjutkan ke rumah kontrakan Dulmatin di Sanggrahan Grogol Sukoharjo, berbatasan dengan kota Solo. Di rumah tersebut, umar Patek, Dulmatin, dan Trio bom Bali 1 mempersiapkan dan mematangkan rencana aksi bom Bali 1, mulai dari penyusunan stategi hingga pelatihan merakit bom. Kemudian reka ulang dilanjutkan di rumah kontrakan Umar Patek di Laweyan kota Solo. Di lokasi ini, Umar Patek dan kelompoknya tersebut mengevaluasi aksinya pasca Bom Bali 1.
Umar Patek berada di kota Solo sejak kemarin, Jumat (21/10). Umar Patek dititipkan semalam di Rumah Tahanan klas 1 kota Solo dengan penjagaan ketat ratusan polisi bersenjata.
Umar Patek akan diterbangkan kembali ke Jakarta hari ini, Sabtu (22/10). Tak ada satupun keterangan dari kepolisian terkait hal ini. Polresta Solo, Polda Jawa tengah, maupun Mabes Polri belum memberikan keterangan resmi.
