Rahmawati dari organisasi Libu Perempuan di Mamuju, Sulawesi Barat, mengatakan tempat-tempat pengungsian yang tersebar di banyak lokasi menyulitkan pendistribusi bantuan logistik dan penyediaan sarana sanitasi yang layak bagi para penyintas. Terutama bagi perempuan dan anak-anak yang selalu membutuhkan air untuk membersihkan diri.
“Hampir semua dari beberapa titik yang kami periksa sanitasinya memang tidak layak. Itu bahkan ada beberapa tenda pengungsian tidak ada sanitasi, sumber air susah. Ini yang jadi soal,” kata Rahmawati, kepada VOA, Kamis (28/1/2021).
Menurutnya, ketersediaan tandon-tandon air untuk menampung air yang dipasok dengan mobil tangki air, masih terbatas. Selain itu, kata Rahmawati, belum ada pemisahan antara toilet perempuan dan laki-laki. Menurutnya pemisahan toilet itu perlu untuk menghindari pelecehan seksual.
Tidak Selalu Tersedia
Amliyah, seorang pengungsi di Stadion Manakarra, mengeluh air bersih untuk membersihkan diri tidak selalu tersedia. Di pengungsian yang menampung 700 orang itu, hanya memiliki dua kamar mandi. Amliyah harus mengantre dengan para pengungsi lainnya untuk bergiliran menggunakan kamar mandi.
“Cuma airnya biasa tidak cukup. Di sini ada dua kamar. Sering, antrean sekali, biasa 10 hingga 15 orang,” ujar Amliyah, 50 tahun, yang rumahnya roboh akibat gempa.
Pengungsi lainnya, Nurmawati, berharap air bersih bisa dialirkan langsung ke kamar mandi dan toilet di pengungsian agar dia tidak perlu menampung air.
"Sering, pagi dan sore terjadi antrean. Jadi biasa airnya habis. Jadi biasa ngantri tunggu air datang lagi,” ungkap perempuan berusia 29 tahun itu.
Pemantauan VOA di Stadion Manakkara sudah terdapat tambahan enam buah toilet portable. Namun beberapa di antaranya dipenuhi sampah plastik dan kotoran manusia pada lubang closet. Keran air yang dipasang juga tidak mengalirkan air.
Perhatian Lebih
Muhadjir Effendy Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (PMK) mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus pada pendistribusian bantuan kemanusiaan yang ditangani oleh Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
“Kita agak fokus pada pemberian bantuan kepada ibu dan anak karena biasanya perempuan dan anak pelayanannya kurang memadai di dalam suasana bencana begini. Karena itu saya minta kepada ibu Menteri PPPA pelayanan kepada ibu dan anak berjalan dengan baik,” ujar Muhadjir saat meninjau posko pengungsi di Stadion Manakarra.
Dalam kunjungan kerja itu, Muhadjir didampingi oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Dia menambahkan helikopter dikerahkan untuk mendistribusikan logistik ke sejumlah pengungsian yang tidak dapat diakses melalui jalur darat danmengevakuasi ibu-ibu hamil serta anak-anak yang berada diperbukitan.
Berdasarkan data Pusdalops BNPB, jumlah warga yang masih mengungsi di Kabupaten Mamuju mencapai 58.795 ribu jiwa yang tersebar di 229 titik pengungsian. Di Kabupaten Majene warga yang mengungsi sebanyak 27.537 jiwa di 20 lokasi dan di Kabupaten Polewali Mandar jumlah pengungsi dilaporkan sebanyak 5.325 orang di 111 lokasi. Total pengungsi sebanyak 91.657 jiwa berdasarkan update 27 Januari 2021 pukul 20.00 WIB. [yl/ft]