Badai pandemi virus corona di Amerika belum juga berlalu. Hingga laporan ini diturunkan hari Rabu (22/4), jumlah warga AS yang positif terjangkit virus mematikan ini hampir 846 ribu orang dan lebih dari 47.000 di antaranya meninggal. Sebagai upaya untuk membendung penularan COVID-19, pemerintah Amerika masih memberlakukan praktik social distancing atau jaga jarak secara fisik antar sesama dan lockdown atau penutupan berbagai kegiatan yang dianggap non-esensial. Bagaimana sikap Gereja Katolik sebagai kelompok agama terbesar kedua di Amerika dalam hal ini?
Gereja Katolik di Amerika, seperti denominasi Kristen dan agama-agama lain di Amerika mengikuti arahan pemerintah untuk mempraktikkan social distancing dan ikut memberlakukan lockdown untuk seluruh parokinya. Sebagai akibatnya, semua kegiatan gereja, mulai dari misa harian dan mingguan, sakramen rekonsiliasi atau pengakuan dosa ditiadakan secara fisik dan diganti secara virtual. Selain itu, Konferensi Waligereja Katolik Amerika (United States Conference of Catholic Bishops/USCCB) juga menyediakan bimbingan yang bisa diakses secara online untuk misa, doa, katekisasi, dan refleksi untuk membantu umat dalam masa yang sulit sekarang.
Seperti di negara-negara bagian lain di Amerika, Gereja Katolik di West Virginia pun ikut sepenuhnya melaksanakan program serta mengikuti protokol dan panduan yang ditetapkan pemerintah. Gereja Katolik Immaculate Conception adalah salah satunya. Pastor di gereja itu mengatakan kepada VOA bahwa jumlah orang yang terjangkit COVID-19 di negara bagian itu memang termasuk masih kecil, yakni 600 lebih dinyatakan positif dan delapan orang meninggal. Namun, sebagai langkah pencegahan penularan, gereja mengikuti sepenuhnya ketentuan lockdown dan menghentikan semua kegiatan sesuai ketetapan pemerintah federal yang dijalankan sepenuhnya melalui perintah gubernur negara bagian West Virginia.
Romo Dominikus Baok, S.V.D. adalah Pastor di gereja itu. Rohaniwan asli asal Indonesia ini mengatakan semua kegiatan di gerejanya untuk sementara dihentikan. Dia masih mengadakan misa secara harian tetapi tidak dihadiri oleh umat secara fisik.
“Memang kebijakan dari presiden untuk penerapan social distancing selama beberapa minggu ini sudah diimplementasikan di negara bagian kami. Jadi tidak berbeda dengan di negara-negara bagian lain. Karena itu, gubernur memberitahukan kepada kami dan juga keuskupan minta agar misa itu ditiadakan, dan sampai sekarang tidak ada misa bersama umat lebih dari sebulan. Saya ingat misa terakhir bersama umat itu tanggal 8 Maret,” jelasnya.
Segala kegiatan gereja yang melibatkan umat juga dihentikan selama Pekan Suci yang dimulai dari Minggu Palma dan berlangsung hingga Minggu Paskah.
“Jadi, selama ini untuk hari Minggu atau setiap hari memang saya adakan misa secara pribadi untuk mendoakan para anggota paroki, tetapi tidak ada umat yang hadir, dan hal yang sama terjadi hari Kamis, Jumat, dan juga hari Minggu Paskah.”
Romo Dominikus mengatakan bahwa gereja ikut bertanggung jawab secara sosial dan moral untuk membendung penyebaran COVID-19 sebagai pengejawantahan upaya memelihara kehidupan.
“Supaya kita tidak menyebarkan virus untuk orang lain sekalipun kita tidak menderita, tetapi dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan pemerintah, kita juga bertanggung jawab secara sosial dan moral untuk memelihara kehidupan, dalam kerjasama dengan pemerintah karena soal kehidupan ini memang merupakan tanggung jawab kita bersama.”
Romo Dominikus menambahkan bahwa kita semua sebaiknya mengambil sikap secara serius dalam penangangan pandemi virus corona ini, karena negara-negara maju pun,seperti Amerika dan negara-negara Eropa, mengalami kesulitan untuk menangani kasus ini. “Kita semua mesti mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah supaya kita tidak menyebarkan virus ke orang lain, karena itu juga merupakan tanggung jawab kita bersama. Dunia ini merupakan rumah kita bersama. Oleh karena itu kita bertanggung jawab untuk memelihara satu sama lain karena itu berarti kita memelihara kehidupan ini secara bersama,” demikian ujar Romo Dominikus Baok, S.V.D. [lt/ii]