Perusahaan farmasi GlaxoSmithKline Plc akan berhenti membayar para dokter untuk mempromosikan produk-produknya, menurut Kepala Eksekutif Andrew Witty dalam sebuah wawancara dengan harian The New York Times. Langkah ini dapat menjadi yang pertama bagi perusahaan obat besar.
GSK juga akan berhenti mengaitkan kompensasi penjual dengan jumlah resep yang ditulis dokter, tulis NY Times.
Keputusan perusahaan tersebut datang di saat GSK menghadapi tuduhan-tuduhan pembayaran ilegal untuk dokter-dokter dan pejabat di China.
Polisi di China telah menuduh GSK menyalurkan sampai 3 miliar yuan (US$494 juta) untuk biro-biro perjalanan untuk memfasilitasi suap yang akan mendongkrak penjualan obatnya. Tuduhan-tuduhan itu merupakan yang paling serius terhadap sebuah perusahaan multinasional di China dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, dalam wawancara tersebut Witty mengatakan perubahan-perubahan yang diusulkan tersebut tidak berkaitan dengan investigasi di China, dan merupakan bagian dari upaya panjang untuk “mencoba dan menjamin kami bisa mengikuti perubahan di dunia.”
Witty menolak berkomentar mengenai investigasi di China karena menurutnya hal itu masih berlangsung. (Reuters)
GSK juga akan berhenti mengaitkan kompensasi penjual dengan jumlah resep yang ditulis dokter, tulis NY Times.
Keputusan perusahaan tersebut datang di saat GSK menghadapi tuduhan-tuduhan pembayaran ilegal untuk dokter-dokter dan pejabat di China.
Polisi di China telah menuduh GSK menyalurkan sampai 3 miliar yuan (US$494 juta) untuk biro-biro perjalanan untuk memfasilitasi suap yang akan mendongkrak penjualan obatnya. Tuduhan-tuduhan itu merupakan yang paling serius terhadap sebuah perusahaan multinasional di China dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, dalam wawancara tersebut Witty mengatakan perubahan-perubahan yang diusulkan tersebut tidak berkaitan dengan investigasi di China, dan merupakan bagian dari upaya panjang untuk “mencoba dan menjamin kami bisa mengikuti perubahan di dunia.”
Witty menolak berkomentar mengenai investigasi di China karena menurutnya hal itu masih berlangsung. (Reuters)