Dua studi yang tidak berhubungan baru-baru ini berkesimpulan bahwa paparan panjang terhadap cahaya dari layar alat-alat elektronik yang dapat dibawa mempengaruhi kualitas tidur pada anak-anak dan orang dewasa.
Ponsel pintar dan komputer tablet telah merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari begitu cepat sampai para ilmuwan belum punya banyak waktu untuk mempelajari dampaknya.
Sekarang, para peneliti dari University of California dan King’s College London mengatakan alat-alat tersebut bila dipakai dekat dengan waktu tidur dapat mengganggu pola tidur. Studi-studi sebelumnya membuktikan bahwa pola tidur yang buruk dapat mengarah pada obesitas, diabetes dan depresi.
Studi di California tersebut mengamati 653 orang dewasa selama periode 30 hari, merekam waktu dan lamanya orang-orang ini melihat layar, serta lama dan kualitas tidur mereka. Penggunaan layar yang lebih lama, terutama di tempat tidur, jelas terkait dengan tidur yang lebih buruk dan lebih sebentar.
Sebuah kajian dari 20 studi dari empat benua, yang dilakukan di King’s College London, menemukan bahwa kehadiran alat dengan sambungan ke internet di kamar tidur anak menggandakan risiko dampak terhadap siklus tidur mereka.
Studi King's College mengklasifikasikan "penggunaan pada waktu tidur" sebagai penggunaan alat selama 90 menit sebelum tidur.
Karakteristik komunikasi modern melalui media sosial membuat anak-anak merasa mereka harus selalu waspada.
Para ilmuwan mengatakan hanya pendekatan terkoordinasi dari orangtua, guru dan petugas kesehatan yang berpeluang menurunkan penggunaan alat-alat elektronik pda waktu tidur.
Hasil kedua penelitian tersebut diterbitkan masing-masing dalam jurnal ilmiah PLoS One dan JAMA Pediatrics. [hd]