Tentara Israel akan menggunakan peluru tajam untuk membubarkan demonstrasi, Jumat (30/3), yang direncanakan di Jalur Gaza, kata jenderal tertinggi Israel.
Israel mengerahkan lebih dari 100 penembak jitu di perbatasan Gaza, dan tentara memiliki izin untuk menembak pengunjuk rasa "jika infrastruktur keamanan Israel terancam," kata kepala staf militer Israel Gadi Eizenkot kepada harian Israel Maariv, Rabu.
"Instruksinya adalah untuk menggunakan banyak kekuatan," katanya. "Jika nyawa tentara terancam, ada izin untuk melepaskan tembakan."
Penyelenggara mengharapkan ribuan, termasuk seluruh keluarga, menanggapi seruan mereka untuk berkumpul di kota-kota tenda di lima lokasi di sepanjang perbatasan sensitif itu mulai Jumat, dalam protes selama enam minggu menuntut hak pengungsi Palestina kembali ke tempat yang sekarang menjadi wilayah Israel.
Awal demonstrasi secara simbolis dikaitkan dengan apa yang disebut warga Palestina sebagai "Hari Tanah Air", yang memperingati enam warga Israel keturunan Arab yang dibunuh oleh pasukan keamanan Israel dalam demonstrasi memprotes penyitaan tanah pada 1976. Hari Raya Yahudi, Passover, yang berlangsung selama seminggu juga dimulai Jumat. Pada pekan itu, pihak keamanan Israel juga diharapkan meningkat keamanan.
Demonstrasi ini akan berakhir pada 15 Mei, hari yang disebut warga Palestina "Nakba" atau "Bencana," memperingati pengungsian ratusan ribu warga Palestina dalam konflik terkait pendirian Israel pada 1948.
Warga Palestina sejak lama menuntut agar sampai 5 juta warganya dizinkan kembali ke wilayah Israel dimana mereka dulu tinggal sebelum tersingkir. Israel menolak permintaan itu, karena khawatir gelombang masuknya warga Arab akan mengakhiri mayoritas Yahudi di Israel. [my/ds]