Lembaga untuk Keadilan dan Demokrasi di Haiti yang mewakili lebih dari 5.000 korban wabah kolera di Haiti mengajukan petisi ke markas besar PBB pekan lalu, menuntut ganti rugi jutaan dolar bagi para korban dan permintaan maaf dari badan dunia itu. Lembaga itu memberi salinannya kepada perwakilan PBB di Haiti, yang disebut MINUSTAH.
Kelompok itu mengatakan PBB dan MINUSTAH bertanggung jawab atas wabah kolera karena tidak cukup memeriksa dan mengobati pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara yang dilanda kolera. Ditambahkan, mereka membuang limbah yang tidak diolah dari pangkalan pasukan PBB langsung ke Artibonite, sungai terpanjang dan jalur perairan paling penting di Haiti, dan tak mampu mengatasi epidemi itu secara memadai.
Brian Concannon, pengacara dari Lembaga untuk Keadilan dan Demokrasi, kepada wartawan hari Selasa mengatakan, mereka yang mengajukan petisi menuntut ganti rugi, dan permintaan maaf dari PBB.
"Mereka meminta ganti rugi 50.000 dolar untuk setiap orang yang menjadi sakit dan tidak meninggal dan 100.000 dolar untuk tiap korban yang meninggal akibat kolera. Mereka juga menuntut pengobatan yang efektif bagi orang yang terkena kolera, tapi yang lebih penting adalah membangun infrastruktur yang dibutuhkan, terutama penyediaan air bersih dan pengolahan limbah, guna menghentikan epidemi. Ketiga, para korban menuntut pengakuan dan permintaan maaf dari PBB."
Organisasi itu mengatakan 5.000 petisi telah diajukan, tetapi diperkirakan jumlah itu akan terus bertambah dalam enam bulan ke depan.
Selama puluhan tahun kolera tidak terjadi di Haiti. Penyakit itu muncul beberapa bulan setelah gempa bulan Januari tahun 2010 yang menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan hidup di kamp-kamp darurat. Penjaga perdamaian Nepal yang baru tiba dicurigai membawa penyakit itu ke Haiti. Penyakit itu telah menewaskan lebih dari 6.600 dan hampir setengah juta warga Haiti menjadi sakit sejak wabah merebak Oktober tahun lalu. Kolera adalah penyakit endemik di Nepal.
Bulan Desember, PBB menyatakan MINUSTAH dan pemerintah Haiti telah melakukan sejumlah tes pada sampel air dari markas pasukan Nepal dan perairan di sekitar markas itu. Semua hasilnya terbukti negatif.
Bulan Januari, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menugaskan panel ahli independen untuk menyelidiki masalah tersebut. Laporan mereka, diterbitkan bulan Mei, mendapati bahwa bakteri kolera "masuk ke Haiti akibat aktivitas manusia." Ia mencatat jenis bakteri itu tidak pernah ditemukan di Haiti sebelumnya dan "sangat mirip, tapi tidak persis, dengan jenis bakteri kolera di Asia Selatan".
Panel itu menyimpulkan, wabah itu disebabkan oleh "berbagai kondisi" dan bukan "kesalahan, atau tindakan sengaja, oleh suatu kelompok atau individu."
Tetapi para pengaju petisi berpendapat sebaliknya. Mereka mengatakan, wabah kolera disebabkan oleh "kelalaian, kecerobohan dan ketidakpedulian yang disengaja atas kesehatan dan kehidupan warga Haiti" oleh PBB dan MINUSTAH.
Jurubicara PBB Martin Nesirky mengukuhkan diterimanya petisi, tapi tidak berkomentar mengenai hal itu. Menurutnya, PBB berpegang pada laporan para ahli yang menyatakan bahwa wabah itu disebabkan berbagai kondisi.