Tautan-tautan Akses

Hamas Siap Bebaskan 34 Sandera Melalui Kesepakatan yang Diusulkan


Kerabat dari Liri Albag, sandera asal Israel yang masih ditawan Hamas, turt serta dalam aksi demo di Tel Aviv pada 4 Januari 2025, menyerukan aksi pelepasan para sandera israel yang masih ditahan. (Foto: AFP/Jack Guez)
Kerabat dari Liri Albag, sandera asal Israel yang masih ditawan Hamas, turt serta dalam aksi demo di Tel Aviv pada 4 Januari 2025, menyerukan aksi pelepasan para sandera israel yang masih ditahan. (Foto: AFP/Jack Guez)

Seorang pejabat Hamas pada Minggu (5/1) menyatakan bahwa kelompok militan Palestina itu siap membebaskan 34 sandera dalam “tahap awal” kemungkinan kesepakatan dengan Israel. Pernyataan itu muncul setelah Israel mengatakan pembicaraan tidak langsung tentang gencatan senjata dan pembebasan sandera kembali digelar di Qatar.

Para mediator dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat sudah berbulan-bulan mencoba meraih kesepakatan untuk mengakhiri perang. Upaya terbaru ini berlangsung hanya beberapa hari sebelum Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari.

Pembicaraan berlangsung di tengah gempuran Israel terhadap Jalur Gaza pada Minggu, yang menurut tim penyelamat telah menewaskan sedikitnya 23 orang, hampir 15 bulan sejak perang dimulai.

Selama periode tersebut, hanya ada satu kali gencatan senjata—berlangsung selama satu minggu pada November 2023—yang memungkinkan pembebasan 80 sandera Israel serta 240 warga Palestina dari penjara Israel.

“Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 warga Israel dari daftar yang disampaikan Israel sebagai bagian dari tahap awal perjanjian pertukaran tahanan,” kata pejabat Hamas itu.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Hamas belum menyodorkan daftar para sandera yang akan dibebaskan melalui kesepakatan tersebut.

Menurut sumber Hamas yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang membahas negosiasi dengan media, pertukaran awal akan mencakup seluruh perempuan, anak-anak, lansia, dan para sandera yang sakit, yang masih ditahan di Gaza.

Ia menambahkan, sebagian dari mereka mungkin telah meninggal, sehingga Hamas memerlukan waktu untuk memastikan kondisi mereka.

“Hamas telah setuju membebaskan 34 sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Namun, kelompok ini butuh situasi tenang selama satu pekan untuk berkomunikasi dengan para penjaga sandera guna mengetahui siapa yang masih hidup dan siapa yang tewas,” ujar pejabat tersebut.

Saat melakukan serangan pada 7 Oktober 2023, yang menandai dimulainya perang di Gaza, para militan menawan 251 sandera. Menurut militer Israel, 96 dari mereka masih berada di Gaza dan 34 di antaranya telah tewas.

Sebelum pernyataan pejabat Hamas ini, belum ada kabar terbaru terkait pembicaraan kedua pihak di Qatar akhir pekan ini.

“Upaya pembebasan sandera masih berlanjut, khususnya melalui delegasi Israel yang berangkat Jumat kemarin (3/1) untuk bernegosiasi di Qatar,” ujar Menteri Pertahanan Israel Israel Katz saat bertemu keluarga salah satu sandera pada Sabtu, sebagaimana disampaikan kantornya.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot, dalam wawancara dengan stasiun radio RTL, mengatakan, “Kami terus memberikan tekanan yang diperlukan” untuk mencapai kesepakatan. “Sayangnya, ini bukan hanya tergantung pada kami.” [th/ns]

Forum

XS
SM
MD
LG