Hampir lima juta anak balita telah berhasil mendapatkan vaksinasi polio di Yaman yang dilanda perang hampir dua bulan setelah kampanye imunisasi di seluruh negeri diluncurkan oleh WHO, UNICEF, dan Bank Dunia.
Kampanye yang dimulai tanggal 20 Februari, telah memakan waktu lebih lama dari biasanya untuk menyelesaikannya oleh karena berbagai masalah keamanaan. Logistik yang dibutuhkan untuk menjangkau jutaan anak dengan vaksin penyelamat kehidupan di negara Yaman yang dilanda terang sangat besar dan rumit.
Jurubicara WHO, Tarik Jasarevic, mengatakan kepada VOA bagian negara yang berbeda-beda yang berada di bawah kendali para pihak yang bertikai. Ia mengatakan untuk menginformasikan mereka terkait kampanye ini, mengelola tim kesehatan, dan mengangkut vaksin polio butuh waktu lama.
“Untuk kampanye ini, lebih dari 5.000 kendaraan telah disewa, lebih dari 40.000 petugas kesehatan dimobilisasi . … Ini adalah sebuah operasi besar pastinya. Namun, dengan dukungan tokoh agama setempat, para tokoh politik, dan elemen tersebut sangat penting agar kampanye ini dapat diterima oleh penduduk dan tim vaksinasi dilatih dan dipersiapkan sebelumnya,” ujarnya.
Jasarevic mengatakan baru-baru ini saja para pekerja kesehatan mampu menjelaskan kampanye ini kepada kegubernuran Sa’ada di Yaman. Di tengah meningkatnya kekerasan, ia mengatakan lebih dari 150.000 anak balita mendapat vaksinasi polio dan hampir 370.000 anak usia enam bulan hingga 15 tahun mendapat vaksinasi campak.
Ia mengatakan perang yang berkecamuk membuat imunisasi rutin di Yaman tidak mungkin dilaksanakan, membuat kampanye imunisasi polio dan penyakit-penyakit mematikan lainnya di seluruh negeri menjadi penting.
“Kita telah menyaksikan contohnya di Suriah bahwa polio muncul kembali kareana ada daerah-daerah dimana anak-anak tidak mendapat vaksinasi setelah sekian lama. Kami tidak ingin hal ini terjadi di Yaman. Yaman masih bebas polio dan kita ingin menjaganya tetap bebas polio dan kampanye ini adalah satu dari sekian banyak cara untuk memastikan bahwa virus tidak dapat menemukan inang untuk berkembang,” ujar Jasarevic.
PBB melaporkan konflik di Yaman yang telah berlangsung selama dua tahun telah menghancurkan segalanya kecuali sistem kesehatan negeri itu. Laporan tersebut menyatakan situasi anak-anak di Yaman terus memburuk dan banyak yang meninggal akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. [ww]