Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat (25/3) diperkirakan akan mengumumkan rencana peningkatan pasokan gas alam cair atau LNG ke Eropa. Hal tersebut merupakan bagian dari inisiatif jangka panjang untuk menghentikan ketergantungan energi benua hijau itu terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Biden berencana untuk membahas masalah ini dengan Ursula von der Leyen, Kepala Badan Eksekutif Uni Eropa, sesaat sebelum berangkat ke Polandia.
Awal pekan ini, Von der Leyen mengatakan "kami bertujuan memiliki komitmen untuk pasokan tambahan untuk dua musim dingin berikutnya." Dan Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden, baru-baru ini mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah ingin segera “meningkatkan” (volume) gas ke Eropa.
Energi Rusia adalah sumber utama pendapatan pemerintah yang juga memiliki pengaruh politik bagi Moskow. Hampir 40 persen gas alam Uni Eropa berasal dari Rusia yang digunakan untuk memanaskan rumah, menghasilkan listrik, dan industri di benua tersebut.
Setelah meninggalkan Brussel, Biden akan melakukan perjalanan ke Rzeszów di Polandia, di mana pasukan AS bermarkas kira-kira satu jam perjalanan dari perbatasan Ukraina. Dia akan mendapatkan pengarahan tentang tanggapan kemanusiaan terhadap para pengungsi dari Ukraina dan yang masih menderita di dalam negeri. Dan Biden akan bertemu dengan anggota layanan AS dari Divisi Lintas Udara ke-82, yang bertugas bersama pasukan Polandia.
Biden kemudian diperkirakan akan melanjutkan perjalanan ke Warsawa, di mana dia akan bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda pada Sabtu (26/3).
Sebelum kembali ke Washington, Gedung Putih mengatakan, Biden akan memberikan pidato “tentang upaya bersatu dunia bebas untuk mendukung rakyat Ukraina, meminta pertanggungjawaban Rusia atas perang brutalnya, dan mempertahankan masa depan yang berakar pada prinsip-prinsip demokrasi. ”
Associated Press melaporkan meskipun Ukraina menolak mengatakan invasi Rusia jauh lebih berhasil daripada yang diperkirakan semula, konflik tersebut menjadi urusan yang melelahkan dan berdarah. Perang itu juga menelan ribuan korban di kedua negara dan jutaan pengungsi melarikan diri dari negara Ukraina.
Memasok lebih banyak gas alam cair ke Eropa bisa jadi sulit, meskipun AS telah secara dramatis meningkatkan ekspornya dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut tak lepas dari banyaknya fasilitas ekspor yang sudah beroperasi pada skala penuh, sementara banyak terminal LNG baru yang masih dalam tahap perencanaan.
Sebagian besar kargo LNG AS sudah dikirim ke Eropa, menurut Center for Liquefied Natural Gas, sebuah kelompok lobi industri. Meskipun sebagian besar pasokan sudah terkontrak, tetapi masih ada peluang untuk mengalihkan tujuannya.
“AS berada dalam posisi unik karena memiliki LNG fleksibel yang dapat dialihkan ke Eropa atau Asia, tergantung pada siapa yang bersedia membayar harganya,” kata Emily McClain, analis pasar gas di Rystad.
Bahkan jika AS dapat mengirimkan lebih banyak gas ke Eropa, benua itu mungkin juga menemui kesulitan untuk menerimanya. Terminal impor terletak di daerah pesisir, di mana sambungan pipa untuk mendistribusikannya lebih sedikit.
Bahkan jika semua fasilitas Eropa beroperasi pada kapasitasnya, jumlah gas kemungkinan hanya sekitar dua pertiga dari yang dikirim Rusia melalui jaringan pipa. [ah/rs]