Kekhawatiran investor akan potensi gangguan pasokan minyak mentah, terutama dari Timur Tengah, mengerek harga minyak mentah dunia, Reuters melaporkan, Selasa (17/4).
Harga minyak Brent naik 10 sen menjadi $71,52 per barel, sedangkan harga minyak Amerika, West Texas Intermediate, naik 9 sen ke $66,31 per barel.
Menurut para pedagan, pasar minyak mendapat dorongan dari risiko gangguan pasokan, termasuk potensi meluasnya konflik di Timur Tengah, sanksi AS terhadap Iran yang diperbarui dan penurunan produksi Venezuela yang sedang dilanda krisis.
“Dengan demikian banyak potensi gangguan pasokan dan sedikit sekali tanda-tanda tren kenaikan pasar akan segera berakhir, para pedagang terus membayar lebih untuk risiko geopolitik,” kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia-Pasifik dari pialang bursa berjangka OANDA di Singapura.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mundur dari kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara besar pada 12 Mei, kecuali Kongres dan para sekutu Eropa ‘membantu’ dengan kesepakatan lanjutan.
Jika AS tidak memperbarui pencabutan sanksi atas Tehran, Iran kemungkinan akan kesulitan mengekspor minyak mentahnya.
Sepanjang tahun ini, pasar minyak mendapat banyak faktor-faktor pendukung tren penguatan harga. Harga minyak Brent sudah naik sebanyak 16 persen sepanjang 2018, dari level terendah pada Februari, didorong oleh permintaan yang kuat dan pemotongan produksi yang dipimpin oleh negara-negara anggota OPEC. [ft]