Tautan-tautan Akses

Harga Minyak Tembus Level Tertinggi Dalam Dua Bulan


Pengendara unta melewati ladang minyak di padang pasir di Bahrain. Harga minyak sempat menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir karena penurunan produksi AS dan kemungkinan AS menerapkan sanksi kepada Venezuela.
(Foto:dok)
Pengendara unta melewati ladang minyak di padang pasir di Bahrain. Harga minyak sempat menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir karena penurunan produksi AS dan kemungkinan AS menerapkan sanksi kepada Venezuela. (Foto:dok)

Harga minyak naik ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir pada hari Senin (31/7), didorong oleh berkurangnya stok di pasar minyak mentah Amerika Serikat dan ancaman sanksi terhadap Venezuela, yang merupakan salah satu anggota OPEC.

Harga minyak di bursa West Texas Intermediate (WTI) AS sempat menyentuh di atas $50 per barel pada hari Senin sebelum kemudian turun menjadi $49,97 per barel pada pukul 06:54 GMT, seperti dilansir kantor berita Reuters. Angka ini masih lebih tinggi 25 sen atau 0,5 persen dari penutupan terakhir.

Harga minyak mentah Brent tercatat pada $52.85 per barel, naik 33 sen atau 0,6 persen. Harga sempat naik menjadi $52,90 per barel, tertinggi sejak 25 Mei.

Dengan kenaikan harga ini, kedua harga acuan minyak mentah akan meneruskan kenaikan untuk enam kali sesi selama berturut-turut.

Harga minyak telah naik sekitar 10 persen sejak pertemuan terakhir anggota utama Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC dengan produsen minyak lainnya termasuk Rusia yang membicarakan langkah-langkah untuk semakin memperketat pasar minyak.

"Stok minyak di Amerika Serikat menunjukan adanya penggunaan dalam jumlah besar, Arab Saudi tampak berkeras memainkan perannya sebagai produsen penentu dan kemungkinan sanksi terhadap Irak oleh AS, menjadi faktor pendukung harga minyak," kataJeffrey Halley, analis dari perusahaan pialang OANDA.

AS sedang mempertimbangkan sanksi terhadap industri perminyakan Venezuela, sektor yang sangat penting bagi negara tersebut, untuk merespon hasil pemilu hari Minggu (30/7) yang menghasilkan sebuah institusi konstitusi adidaya. Namun, menurut para pelaku pasar, pendorong terbesar kenaikan harga adalah penurunan persediaan minyak mentah di Amerika.

Persediaan minyak mentah AS sudah turun sebanyak 10 persen dari level tertinggi di bulan Maret sebanyak 483,4 juta barel.

Sementara itu, produksi minyak Amerika turun sebanyak 0,2 persen menjadi 9,41 juta barel per hari (bph) di pekan yang berakhir 21 Juli, setelah sebelumnya naik lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016.

Pengeboran di Amerika untuk mendapatkan sumber minyak baru juga menurun. Hanya ada tambahan 10 fasilitas pengeboran di bulan Juli, penambahan paling sedikit sejak bulan Mei 2016. (fw/ww)

XS
SM
MD
LG