Harga minyak anjlok lebih dari 1 persen, Senin (2/7/2018), terseret kenaikan produksi minyak Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, dan tanda-tanda perlambatan ekonomi Asia yang bisa mengurangi permintaan, Reuters melaporkan.
Harga minyak berjangka Brent, acuan untuk perdagangan minyak internasional, turun $1,07 atau 1,35 persen per barel dari penutupan terakhir, menjadi $78,16 per barel.
Harga minyak Amerika, West Texas Intermediate (WTI), juga turun 94 sen atau 1,3 persen, menjadi $73,21 per barel, setelah naik lebih dari 8 persen pada perdagangan pekan lalu.
Presiden AS Donald Trump dalam cuitan di Twitter, Sabtu (30/6/2018), mengatakan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud telah setuju untuk menaikkan produksi minyak. Namun Gedung Putih tak lama kemudian meralat komentar Trump dan mengatakan Raja Salman bersedia menaikkan produksi minyak Saudi, bila diperlukan.
Produksi minyak Arab Saudi naik sebanyak 700 ribu barel per hari dari Mei, menurut survei Reuters, Jumat (29/6/2018).
Meski ada tambahan produksi dari Arab Saudi, pasar minyak masih tegang karena potensi meningkatnya pertikaian perdagangan antara AS dan negara-negara perekonomian besar lainnya, termasuk China, Uni Eropa, India dan Kanada.
Beberapa pusat perekonomian Asia di China, Jepang, dan Korea Selatan, melaporkan penurunan ekspor pada Juni, ditengah memanaskan perang dagang dengan AS. [ft/au]
