Harga minyak dunia menembus level tertinggi yang pernah dicapai lebih dari 2.5 tahun lalu pada perdagangan Kamis (4/1), dipicu ketegangan di salah satu produsen utama, Iran dan pemotongan produksi OPEC yang berlanjut. Perdagangan hari ini menandai harga tertinggi yang belum pernah terjadi sejak pasar komoditas melemah pada 2014/12015, Reuters melaporkan.
Kontrak berjangka minyak Amerika, West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan pada 62,12 dolar per barel, naik 49 sen atau 0.8 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya. Harga WTI sempat menyentuh 62,17 dolar per barel, harga tertinggi untuk kontrak ini sejak Mei 2015.
Kontrak berjangka minyak Brent, harga minyak acuan internasional, diperdagangkan pada 68,13 dolar per barel, naik 29 sen atau 0.4 persen setelah sempat menyentuh 68,19 dolar per barel, level tertinggi sejak Mei 2015.
Selain sempat melonjak ke level Mei 2015, ini adalah harga minyak mentah tertinggi sejak Desember 2014, saat harga minyak memulai tren penurunan.
Udara dingin ekstrem di Amerika juga mendorong permintaan jangka pendek, terutama untuk minyak bakar.
“Pasar semakin bullish karena cadangan minyak semakin mendekati rata-rata lima tahun. Ketidakpastian geopolitik di Iran, produsen ketiga terbesar OPEC, juga membantu mendorong harga di tengah protes masyarakat terhadap pemerintah,” kata William O’Laughlin, analis investasi pada perusaan sekuritas Australia, Rivkin Securities.
Pasukan elit Iran, Garda Revolusi, telah mengerahkan pasukan ke tiga provinsi untuk memadamkan kerusuhan anti pemerintah yang telah berlangsung selama seminggu, komandan pasukan tersebut mengatakan pada Rabu (3/1).
Kerusuhan tidak mempengaruhi produksi minyak Iran.
Di Amerika, cadangan minyak mentah turun sebanyak 5 juta barel, menjadi 427,8 juta barel pada minggu yang berakhir 29 Desember, menurut Institut Perminyakan Amerika, Rabu. [fw/au]