Harga saham di China terus anjlok hari Rabu (8/7), yang mendorong Beijing memperingatkan adanya perasaan panik para investor saham dan mengungkapkan beberapa langkah baru yang mendesak untuk menghentikan penurunan selama 3 minggu itu.
Menjelang tengah hari, indeks patokan Shanghai Composite turun hampir 6 persen sementara indeks Shenzhen Composite turun lebih 2,5 persen, yang meneruskan penurunan yang telah melenyapkan $ 3,2 triliun nilai pasar sejak pertengahan Juni.
Dalam usaha untuk melindungi diri mereka sendiri dari penjualan besar-besaran, ratusan perusahaan China telah mengajukan penghentian jual-beli saham mereka, hari Rabu.
Semuanya, lebih dari 1.300 perusahaan di China daratan, paling sedikit 40 persen dari pasar, telah menghentikan jual-beli saham mereka. Perasaan panik dalam pasar dan peningkatan penjualan yang tidak rasional turut menyebabkan penurunan itu, demikian menurut pernyataan badan pengawas bursa saham Beijing, China Securities Regulatory Comission atau CSRC.
Sebagai bagian dari usaha baru untuk memperkuat pasar, sebuah badan pemerintah yang mengawasi BUMN-BUMN terbesar negara itu memberitahu mereka agar jangan menjual saham dan membeli lebih banyak saham “demi menjaga kestabilan pasar.”
Bank Sentral juga berjanji untuk “menawarkan likuiditas yang berlimpah bagi para pialang saham,” sementara Beijing mengambil langkah untuk mengizinkan perusahaan-perusahaan asuransi menanam modal yang lebih besar dalam saham.
Dalam beberapa hari ini, Beijing telah berusaha mendorong pembelian saham dengan memotong suku bunga, dan mengurangi biaya transaksi saham dan melonggarkan peraturan mengenai besarnya uang jaminan yang harus disetor pedagang saham untuk membeli saham.
Kegoncangan ekonomi di negara ekonomi kedua terbesar di dunia itu, serta krisis hutang Yunani, sedang menggetarkan bursa-bursa Asia lainnya. Hong Kong sudah kehilangan lebih 6 persen menjelang tengah hari. Tokyo turun lebih dari 3 persen.
