Di ibukota Filipina, Manila, ratusan perempuan mengenakan baju berwarna merah jambu dan ungu turun ke jalan-jalan untuk memprotes tewasnya 4.000 orang di bawah pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte dan tindakan kerasnya terhadap pengedar obat-obat terlarang.
Para aktivis HAM menyatakan tekad Duterte untuk membunuh ribuan pengedar narkoba telah membuat polisi melakukan pembunuhan di luar proses hukum terhadap para tersangka pengedar dan pengguna narkoba.
Di Seoul, kelompok-kelompok perempuan menggunakan hari ini untuk meningkatkan dukungan bagi gerakan #MeToo yang bermula di Amerika untuk menentang pelecehan seksual di tempat kerja.
Baca juga: #MeToo, #NoMore Jadi Sorotan Peringatan Hari Perempuan Internasional
Gerakan ini telah menyebar ke raksasa ekonomi Asia itu setelah seorang jaksa perempuan mengungkapkan pada Januari lalu bahwa ia dilecehkan oleh sejawatnya beberapa tahun silam. Pengungkapan ini menyebabkan kejatuhan sejumlah tokoh penting lelaki, termasuk seorang gubernur yang semula adalah calon kuat presiden sebelum ia dituduh memperkosa sekretarisnya.
Sementara itu perempuan-perempuan di Spanyol meninggalkan tempat kerja mereka hari Kamis (8/3), sebagai bagian dari pemogokan aktivis hak-hak perempuan untuk menyoroti kesenjangan sosial dan ekonomi antara lelaki dan perempuan, termasuk selisih upah yang besar. Suatu penelitian baru-baru ini mendapati bahwa perempuan Spanyol rata-rata dibayar 13 persen lebih rendah daripada lelaki sejawat mereka. [uh]