Hasil awal dari penghitungan suara pemilihan umum besar-besaran India pada hari Kamis (23/5) menunjukkan partai Perdana Menteri Narendra Modi yang berkuasa mengarah pada kemenangan.
Komisi pemilu mulai menghitung lebih dari 600 juta suara selama enam minggu dalam pemilu terbesar dunia. Data awal menunjukkan Partai Hindu nasionalis Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Modi unggul sekurangnya 280 dari 545 kursi di majelis rendah Parlemen, lebih dari 272 kursi yang diperlukan untuk membentuk mayoritas sederhana. Oposisi utama Partai Kongres memimpin hanya dalam 50 persaingan.
Arun Khurana, pendukung Modi mengatakan, "Modi adalah tokoh yang tetap akan menjadi Perdana Menteri India selama ia hidup. Tuhan akan memberkatinya umur panjang dan ia bisa meninggalkan jabatan ini, tetapi tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkannya di dunia."
Modi menghadapi tantangan kuat dari Partai Kongres dan pemimpinnya, Rahul Gandhi, pewaris dinasti politik Nehru-Gandhi terkait kepemimpinan ekonomi Modi dan merosotnya pendapatan pertanian karena rendahnya harga hasil-hasil pertanian.
Tetapi kampanye perdana menteri itu mendapat dukungan setelah menanggapi serangan bom mobil bunuh diri bulan Februari yang menewaskan lebih dari 40 pasukan keamanan India di wilayah Himalaya yang disengketakan di Kashmir.
Jet-jet tempur India melintasi perbatasan menuju negara tetangga Pakistan dan melancarkan serangan udara di sebuah kamp pelatihan yang diduga dioperasikan oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammad yang berbasis di Pakistan dan dilaporkan mengklaim bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri di Kashmir itu.
Jajak pendapat awal yang dilakukan pada hari Minggu setelah putaran terakhir pemungutan suara menunjukkan BJP akan memenangkan 287 hingga 305 kursi. Tetapi jajak pendapat sebelumnya terbukti tidak akurat karena skala dan rumitnya pemilu India yang melibatkan 900 juta pemilih yang memenuhi syarat. (my)