Perusahaan farmasi AS, Pfizer dan perusahaan bioteknologi German, BioNTech, hari Rabu (1/7) mengumumkan, satu calon vaksin COVID-19 telah menunjukkan data awal yang menjanjikan.
Dalam waktu satu bulan, peserta uji coba menunjukkan respons antibodi dalam darah di atas tingkat pasien COVID-19 yang pulih, kata laporan perusahaan itu.
Penelitian itu berskala kecil, melibatkan 45 orang dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun. Peserta uji coba melaporkan efek samping ringan, termasuk rasa sakit di tempat suntikan dan demam ringan, yang merupakan reaksi umum vaksin. Perusahaan-perusahaan itu mengatakan tidak tahu berapa lama respon kekebalan akan bertahan, atau tingkat kekebalan yang dibutuhkan manusia untuk melindungi diri dari virus.
Program pengembangan bersama Pfizer dan BioNTech itu mencakup tiga calon vaksin lain, tetapi hari Rabu kedua perusahaan menyebut BNT162b1, yang paling maju dalam proses itu. Para peneliti akan menggunakan data awal untuk memilih diantara calon vaksin dan menentukan dosis untuk uji coba yang jauh lebih luas dan melibatkan hingga 30.000 orang. Uji coba berikutnya bisa dimulai sedini akhir bulan jika proyek tersebut disetujui.
Pfizer dan BioNTech mengatakan bisa memproduksi hingga 100 juta dosis pada akhir tahun ini, dan lebih dari 1,2 miliar pada akhir tahun 2021. Data uji coba di Jerman dari vaksin yang sama diharapkan akan dirilis pertengahan Juli.
Menurut London School of Hygiene & Tropical Medicine yang memantau pengembangan vaksin, setidaknya 25 calon vaksin COVID-19 telah menjalani ujian klinis pada manusia.
Vaksin-vaksin dari perusahaan farmasi Moderna, CanSino Biologics, dan Inovio termasuk yang paling menjanjikan. Sejauh ini belum ada calon vaksin yang disetujui untuk digunakan secara luas. [my/ii]