Hidangan berbuka dalam bulan Ramadhan biasanya berbeda dari menu makan malam pada hari-hari biasa. Di Maroko orang biasa menyantap harira, sup tomat kambing. Orang Iran menyajikan nasi yang menyerupai batu rubi dan jamrud karena dimasak dengan biji delima dan rempah daun dill. Kolak pisang atau bubur biji salak umum dinikmati keluarga Indonesia sebelum hidangan utama disajikan.
Tetapi, di Amerika milkshake, pizza, roti isi daging dan sayur dan berbagai makanan barat siap saji lainnya biasa dihidangkan di meja makan banyak keluarga Muslim menggantikan kurma, nasik lemak dan kebab ayam. Utami Hussin di Washington, yang berkarir sebagai wartawan mengatakan, “Jadwal kerja saya sangat padat. Sebagai orang tua tunggal dengan dua anak remaja saya tidak punya banyak waktu di dapur. Untuk berbuka bersama anak-anak, saya memilih cara praktis dengan membeli makanan jadi atau makan bersama di luar,” kata Utami.
Dengan banyaknya warga Muslim dari berbagai negara dan budaya di Amerika, beragam jenis makanan dihidangkan dalam setiap potluck Ramadhan. Jadi selain ada gulai kambing dan rendang, juga ada mi goreng ala Kanton, salad kentang, dan bahkan apple pie dan roti Perancis.
Salma Azhmawi, yang meskipun berasal dari Mesir, menyiapkan hidangan Yahudi untuk berbuka. Katanya, “Kami pernah diundang ke sinagoga untuk perayaan Yom Kippur. Di sana mereka menyajikan daging sapi panggang Yahudi dan kami menyukainya. Saya kemudian berusaha untuk bisa memasaknya.”
Jadi dalam bulan Ramadhan di Amerika, kita mungkin bisa keliling dunia melalui beragam hidangan. Namun yang terpenting, di tengah kesibukan, keragaman bangsa dan budaya, serta teriknya udara musim panas Amerika, cicip mencicip makanan dari berbagai negara selama Ramadhan dapat dilihat sebagai cara untuk merayakan persatuan dalam Islam.