Lebih dari 70 kelompok berkumpul di Hong Kong hari Minggu (11/9) untuk memprotes ancaman dan intimidasi yang ditujukan terhadap anggota Dewan Legislatif Hong Kong.
Eddie Chu, yang menerima jumlah suara terbanyak dalam pemilihan Dewan Legislatif baru-baru ini, terpaksa pindah dari rumahnya karena ia dan keluarganya telah menerima ancaman akan dibunuh.
Chu, salah seorang tokoh konservasionis paling terkenal Hong Kong, aktif dalam gerakan pelestarian tanah dan warisan budaya setempat. Dia juga terlibat dalam usaha melawan penggunaan tanah desa yang tidak adil, dan telah berjanji akan menghadapi apa yang disebutnya "persekongkolan" antara pemerintah, pihak bisnis dan kepentingan sindikat kejahatan.
Chu bukan politikus Hongkong pertama dalam pemilu baru-baru ini yang mendapat ancaman nyata.
Ken Chow, seorang kandidat dalam pemilihan yang sama dengan Chu, menghentikan kampanyenya kurang dari dua minggu sebelum pemilihan umum. Chow kemudian mengatakan ancaman yang ditujukan pada rekan-rekannya sebagai alasan.
"Apabila seorang legislator yang terpilih dengan 84.121 suara tidak bisa pulang, dan diancam akan dibunuh karena pandangannya, saya pikir aturan hukum telah diabaikan sama sekali. Semua warga Hong Kong takut mengenai keselamatan diri mereka, dan para pemilih akan marah," kata Chu sebelum melaporkan ancaman kepada Polisi Hong Kong hari Kamis.
Lebih dari 70 organisasi dan partai politik berkumpul hari Minggu di luar markas besar polisi untuk mendukungnya. Di antara mereka terdapat beberapa legislator terpilih rekan Chu, termasuk Nathan Law. Demonstran meneriakkan "Jangan takut pada kekuatan gelap," "Lawan kekerasan politik," dan slogan-slogan lainnya.
Kelompok lingkungan di Hong Kong juga telah melancarkan kampanye di internet, "Rakyat Hong Kong mendukung Eddie Chu." Hingga kini, mereka telah mengumpulkan lebih dari 8.000 tanda tangan. [sp/isa]