Human Rights Watch (HRW) hari Kamis (11/2) menyatakan kedua pihak yang terlibat dalam konflik di Ukraina tanpa pandang bulu menyerang sekolah-sekolah, yang bisa dianggap sebagai kejahatan perang.
Dalam laporan berjudul "Studying Under Fire," organisasi HAM tersebut mendokumentasikan bagaimana militer Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia melancarkan serangan terhadap sekolah-sekolah dan menggunakannya untuk kepentingan militer, termasuk menempatkan tentara atau senjata di atau dekat sekolah-sekolah.
“Biasanya, sekolah merupakan obyek sipil dan dilindungi berdasarkan hukum internasional,” kata Yulia Gorbunova, peneliti HRW yang menulis laporan itu kepada VOA dari Moskow. “Begitu ada militer di dalamnya, digunakan untuk keperluan militer, sekolah menjadi target militer yang sah dan dapat diserang.” Ia mengatakan hal ini terjadi dalam skala luas di Ukraina Timur.
Tim HRW mengunjungi 41 sekolah di kawasan yang dikuasai pemerintah dan di Donbas yang dikuasai pemberontak di Donetsk dan Luhansk.
Menurut data dalam laporan Kementerian Pendidikan Ukraina, 119 sekolah dan TK di daerah kekuasaannya rusak dalam pertempuran antara April 2014 dan November 2015. Pemberontak yang berkuasa secara de facto melaporkan kerusakan pada hampir 900 sekolah di wilayah mereka dalam periode yang sama.
Gorbunova mengatakan serangan-serangan yang sebagian disengaja dan sebagian tanpa pandang bulu itu menimbulkan “dampak negatif jangka panjang” karena banyak sekolah tidak dibuka kembali dan pendidikan anak-anak terganggu. Banyak pelajar juga trauma akibat serangan tersebut. [uh]