Badan Tenaga Atom Internasional IAEA mengatakan tingkat radiasi di sumur desa di luar zona evakuasi nuklir Jepang dua kali lebih tinggi di atas batas yang diyakini aman bagi tempat tinggal.
Kepala Keamanan Nuklir IAEA Denis Flory mengatakan hasil pengujian setempat menunjukkan batasan aman radiasi telah dilampaui di desa Itate, sekitar 40 kilometer barat daya PLTN Fukushima yang bocor.
Pemerintah Jepang telah memberlakukan zona evakuasi 20 kilometer dari PLTN tersebut dan menganjurkan penduduk yang tinggal 30 kilometer dari zona itu tetap berada di dalam rumah.
Kelompok aktivis lingkungan Greenpeace hari Rabu menghimbau para pemimpin Jepang untuk memperluas zona evakuasi dari 20 menjadi 30 kilometer, karena pengukuran tingkat radiasi mereka menunjukkan radiasi jauh di atas batas aman. Juru bicara pemerintah Yukio Edano mengatakan pemerintah sudah siap untuk mempelajari data organisasi tersebut.
Denis Flory mengatakan IAEA telah memberikan saran kepada pemerintah Jepang, berdasarkan temuan-temuannya dan telah diberitahu bahwa wilayah tersebut sedang diamati. Yukio Edano menghimbau agar para pengungsi dari radius 20 kilometer di sekitar PLTN tersebut terus menjauh sampai survei kontaminasi menentukan kapan mereka dapat kembali, atau apakah pemerintah akan melarang mereka memasuki wilayah itu “untuk selamanya”.
Jepang telah berjuang selama hampir tiga minggu untuk mengatasi kebocoran reaktor PLTN FUkushima setelah gempa bumi dan tsunami tanggal 11 Maret lalu melumpuhkan sistem pendingin penting PLTN tersebut.
Tetapi dalam kemunduran terbaru ini, Badan Keamanan Nuklir Jepang melaporkan radioaktif yodium telah terdeteksi lebih dari tiga ribu kali lebih tinggi dari batas yang diperkenankan di laut, sekitar 300 meter dari PLTN tersebut.
Sejumlah negara telah melarang beberapa jenis makanan impor dari Jepang, sehingga Jepang meminta dunia untuk tidak memberlakukan pembatasan atas produk-produknya secara umum.
Pemerintah Jepang hari Rabu memerintahkan penerapan aturan keamanan baru sesegera mungkin pada PLTN di seluruh negara itu, selagi para pejabat mengakui bahwa mereka masih jauh dari berhasil dalam mengatasi kompleks nuklir Fukushima yang rusak itu.
Kaisar Jepang Akihito dan permaisuri Michiko hari Rabu mengunjungi pusat evakuasi di Tokyo, menghibur para keluarga yang terdampar akibat gempa berkekuatan 9 skala Richter dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu yang menenggelamkan kota-kota di Jepang bagian timur.
Gambar-gambar wilayah yang terkena dampak dan ditayangkan televisi Jepang menunjukkan kawasan-kawasan luas masih berada di bawah air. Angka kematian resmi melebihi 11 ribu, sementara diperkirakan angka kematian akan mencapai 18 ribu. Ribuan warga masih hidup di tenda-tenda pengungsian.