Dalam laporan yang dirilis Rabu, badan pengawas nuklir PBB itu mengatakan Teheran kembali melampaui ambang 130 metrik ton air berat sejak perjanjian itu diberlakukan pada bulan Januari.
Air berat digunakan untuk mendinginkan reaktor, yang dapat memproduksi sejumlah besar plutonium, unsur yang digunakan dalam hulu ledak nuklir.
IAEA menyatakan Iran telah memberitahu badan tersebut mengenai persiapannya memindahkan lima ton air berat keluar negara itu dalam beberapa hari mendatang sesuai yang ditetapkan dalam perjanjian nuklir.
Sewaktu Iran melampaui ambang itu pada bulan Februari, dengan memiliki 130,9 metrik ton air berat, tidak ada kritik dari negara-negara kuat dunia (Amerika, China, Rusia, Inggris, Perancis dan Jerman) yang menandatangani perjanjian nuklir dengan Teheran.
Perjanjian ini mewajibkan Iran membatasi program nuklirnya untuk melonggarkan sanksi-sanksi internasional.
Tetapi ada pertanyaan mengenai apakah akan ada reaksi yang sama dari pemerintahan mendatang Donald Trump, yang menyebut perjanjian itu sebagai “kesepakatan yang buruk” dan bertekad akan merundingkannya kembali.
Laporan hari Rabu itu tidak menyatakan akan dikirim ke mana kelebihan air berat itu. Pada Februari lalu, sebagian kelebihan air berat itu dikirim ke Amerika Serikat. [uh]