Badan pengawas nuklir PBB telah mengambil keputusan untuk melaporkan pembangunan reaktor nuklir Suriah kepada Dewan Keamanan untuk pengambilan tindakan ganjaran terhadap negara Arab itu.
Dewan Badan Energi Atom Internasional atau IAEA mengecam Suriah hari Kamis atas usahanya selama 3 tahun menghambat para penyelidik meninjau dan mengumpulkan informasi mengenai kompleks Dair Alzour Damaskus yang telah dihancurkan Israel tahun 2007.
Laporan intelijen Amerika mengatakan sarana itu adalah reaktor yang dirancang oleh Korea Utara dan dimaksudkan untuk menghasilkan plutonium untuk bom nuklir.
Jurubicara Gedung Putih Jay Carney menyambut baik hasil pemungutan suara 17 lawan 6 IAEA dan melaporkan masalah tersebut kepada Dewan Keamanan PBB, dengan mengatakan tindakan itu penting untuk menegakkan larangan penyebaran nuklir. Ia mengatakan sarana Suriah itu tampaknya tidak mempunyai tujuan sipil yang sah.
Apa yang terjadi berikut tidak jelas. Tiongkok dan Rusia termasuk di antara negara-negara yang memberi suara menentang pengajuan hal itu kepada Dewan keamanan, di mana kedua negara mempunyai hak veto. Rusia, sekutu lama dan pemasok senjata ke Suriah, mengatakan bukti yang memberatkan Suriah adalah bukti tidak langsung dan didasarkan pada kemungkinan dan tuduhan yang tidak cukup.
PBB telah mengenakan sanksi terhadap Iran dan Korea Utara atas program pengembangan nuklir mereka. Tetapi, para diplomat mengatakan kalau tidak ada bukti baru bahwa Suriah telah melanjutkan pengembangan senjata nuklir, negara itu kemungkinan besar tidak akan dikenakan sanksi.