Sebuah pesawat yang membawa delapan ton bantuan medis darurat, yang diperkirakan cukup untuk merawat lebih dari 1.000 korban luka-luka, mendarat di Sudan, hari Minggu (30/4), untuk memasok rumah-rumah sakit yang kewalahan akibat pertempuran antara dua kekuatan yang setia pada jenderal-jenderal yang saling bersaing selama lebih dari dua minggu ini.
Asosiasi dokter di Sudan mengatakan lebih dari dua per tiga rumah sakit di kawasan yang diselimuti pertempuran sengit itu tidak dapat memberikan pelayanan, merujuk pada kelangkaan pasokan medis, petugas kesehatan, sarana air bersih dan listrik.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) hari Minggu mengatakan pesawat yang membawa bantuan medis darurat itu terbang dari Yordania dan mendarat di kota pelabuhan Port Sudan. Pasokan yang dikirim itu mencakup sejumlah piranti bedah yang cukup untuk merawat lebih dari 1.000 korban luka-luka dalam konflik itu.
Direktur ICRC Untuk Kawasan Afrika Patrick Youssef berharap pasokan medis darurat itu dapat mencapai rumah-rumah sakit paling sibuk di Khartoum dan sejumlah titik strategis lain.
Awalnya Bersekutu, Kini Berseteru
Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan di Sudan pecah pada 15 April lalu, di mana sebagian aksi kekerasan yang paling banyak menelan korban jiwa terjadi di sebagian besar ibu kota Khartoum.
Pertempuran antara pasukan militer Sudan pimpinan Jenderal Abdel-Fattah Burhan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pimpinan Jendral Mohammed Hamdan Dagalo, yang semula merupakan sekutu yang bersama-sama melakukan kudeta militer tahun 2021, telah menewaskan sedikitnya 400 orang.
Pertempuran itu menjerumuskan kota Khartoum, yang berpenduduk lebih dari lima juta orang, ke ambang kehancuran. Warga lokal bersembunyi di dalam rumah tanpa aliran listrik, sementara dentuman bom dan letusan senjata membahana, dan penjarahan terjadi di mana-mana. Lebih dari 30 negara telah mengevakuasi staf diplomatik dan warga mereka ke luar Sudan, termasuk Indonesia.
748 WNI Telah Tiba di Tanah Air
Sebanyak 363 WNI tiba di tanah air hari Minggu dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA991. Ini merupakan rombongan kedua yang tiba, setelah sebelumnya 385 WNI – bersama sejumlah warga negara asing – tiba di Jakarta pada 28 April. Seluruh WNI yang pulang ini diinapkan sementara di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.
KBRI di Khartoum mulai 20 April lalu telah menetapkan status Siaga I dan mengevakuasi hampir seribu WNI yang menetap di negara itu lewat berbagai pintu keluar. [em/jm]
Forum