Tautan-tautan Akses

IEA: Energi Terbarukan Tak akan Capai Target 3 Kali Lipat Kapasitas Pada 2030


Proyek pembangkit listrik tenaga surya, Centinela Solar Energy di Imperial County, California. (Foto: Business Wire)
Proyek pembangkit listrik tenaga surya, Centinela Solar Energy di Imperial County, California. (Foto: Business Wire)

Agar kapasitas dunia meningkat tiga kali lipat, pemerintah perlu mengintensifkan upaya untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.

Sumber energi terbarukan diperkirakan akan memenuhi hampir setengah dari seluruh kebutuhan listrik pada akhir dekade ini. Namun masih belum mencapai target Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan kapasitas hingga tiga kali lipat guna mengurangi emisi karbon, menurut laporan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), Rabu (9/10).

Menurut IEA dalam laporannya "IEA Renewables 2024", dunia akan menambah lebih dari 5.500 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan antara saat ini hingga 2030, hampir tiga kali lipat peningkatan antara 2017 dan 2023.

IEA mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut setara dengan gabungan kapasitas listrik China, Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat saat ini. Namun, jumlah penambahan itu tidak cukup untuk memenuhi target yang ditetapkan pada konferensi iklim COP28 PBB.

Agar kapasitas dunia meningkat tiga kali lipat, pemerintah perlu mengintensifkan upaya untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.

IEA mengatakan hal tersebut memerlukan pembangunan dan modernisasi jaringan listrik sepanjang 25 juta kilometer dan mencapai kapasitas penyimpanan sebesar 1.500 GW pada 2030.

Panel surya (PV) diperkirakan akan menyumbang 80 persen dari pertumbuhan kapasitas energi terbarukan pada 2030. Sektor pembangkit listrik tenaga angin juga diperkirakan akan pulih dan laju ekspansinya akan meningkat dua kali lipat pada 2030 dibandingkan dengan 2017-2023.

Kapasitas produksi tenaga surya global diperkirakan akan mencapai lebih dari 1.100 GW pada akhir 2024, lebih dari dua kali lipat perkiraan permintaan pada saat itu. Pasokan yang berlimpah tersebut, tidak hanya membantu menurunkan harga modul surya, tetapi juga menyebabkan banyak produsen mengalami kerugian finansial yang besar, tambah laporan itu.

Meskipun target PBB tersebut merupakan sebuah tantangan, pemerintah negara-negara di seluruh dunia berhasil mencapai tujuan mereka. Sebanyak 70 negara, yang menguasai 80 persen kapasitas energi terbarukan global, diperkirakan mencapai atau melampaui target energi terbarukan mereka pada 2030.

“Energi terbarukan bergerak lebih cepat dari target yang ditetapkan pemerintah,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.

“Hal ini terutama didorong tidak hanya oleh upaya untuk menurunkan emisi atau meningkatkan keamanan energi: hal ini semakin meningkat karena energi terbarukan saat ini menawarkan pilihan termurah untuk menambah pembangkit listrik baru di hampir semua negara di dunia.” [ft/es]

XS
SM
MD
LG