Produser musik, penulis lagu, komposer dan penyanyi terkenal Quincy Delight Jones Jr. – yang akrab disapa Quincy Jones – tutup usia pada hari Minggu (3/11) di kediamannya, di kawasan Bel Air, Los Angeles.
Juru bicara keluarga mengatakan saat menghembuskan nafas terakhirnya, laki-laki kelahiran Chicago, Illinois, yang mulai menarik perhatian publik lewat beberapa komposisi jazz pada tahun 1950an itu, dikelilingi keluarga yang dicintainya.
“Malam ini, dengan hati yang hancur, kami harus menyampaikan berita meninggalnya ayah dan saudara laki-laki kami, Quincy Jones,” kata pihak keluarga dalam sebuah pernyataan. “Dan meskipun ini adalah kehilangan yang luar biasa bagi keluarga kami, kami merayakan kehidupan luar biasa yang telah dijalaninya, dan tahu bahwa tidak akan pernah ada orang lain seperti dia.”
Warisan Luar Biasa
Pernyataan itu benar adanya. Quincy Jones memang meninggalkan warisan yang sangat luar biasa, mulai dari berkolaborasi dengan Frank Sinatra, Count Bassie, Ray Charles dan ratusan artis rekaman dari beragam generasi; hingga memproduksi album bersejarah “Thriller” milik Michael Jackson dan menulis skor film dan televisi yang memenangkan puluhan penghargaan.
Quincy Jones bangkit dari “mengoperasikan” geng di South Side of Chicago hingga mencapai puncak bisnis pertunjukan dan menjadi salah satu eksekutif kulit hitam pertama yang disegani di Hollywood. Ia memiliki katalog katalog musik yang tak tertandingi, yang mencakup beberapa momen ritme dan lagu yang paling kaya.
Dia melakukan tur dengan Count Basie dan Lionel Hampton, mengaransemen rekaman untuk Frank Sinatra dan Ella Fitzgerald, menggubah soundtrack untuk “Roots” dan “In the Heat of the Night,” mengorganisir perayaan pelantikan pertama Presiden Bill Clinton, serta mengawasi dengan seksama rekaman “We Are the World,” rekaman amal tahun 1985 yang ditujukan untuk membantu korban bencana kelaparan di Afrika.
Penghargaan tertinggi diberikan publik pada produksinya bersama Michael Jackson, yaitu tiga album – “Off the Wall,” “Thriller” dan “Bad” – yang memiliki gaya dan daya tarik fenomenal.
Suka Eksperimen & Dorong Munculnya Bintang Baru
Fleksibilitas dan imajinasi Quincy Jones membantu memicu bakat eksplosif Michael Jackson saat ia bertransformasi dari bintang cilik menjadi “Raja Pop”. Lewat lagu-lagu klasik seperti “Billie Jean” dan “Don't Stop 'Til You Get Enough,” Jones dan Jackson menciptakan lanskap musik global dari disko, funk, rock, pop, R&B, jazz, dan lagu tradisional Afrika.
Quincy Jones dikenal suka bereksperimen. Untuk album “Thriller,” ia merekrut Eddie Van Halen untuk solo gitar di lagu “Beat It” dan mengajak Vincent Price untuk mengisi suara mengerikan di lagu utama. Album “Thriller” terjual lebih dari 20 juta kopi pada tahun 1983 saja dan telah bersaing dengan ‘Greatest Hits 1971-1975’ dari Eagles sebagai album terlaris sepanjang masa.
Daftar penghargaan dan penghargaan yang diraih Quincy Jones memenuhi 18 halaman dalam otobiografinya – yang berjudul “Q” dan dirilis tahun 2001. Diantara daftar penghargaan itu terdapat 28 Grammy Music Award, dua penghargaan kehormatan Academy Award dan satu Emmy.
Tokoh berusia 91 tahun yang bersahabat dengan sejumlah presiden dan pemimpin asing, bintang film dan musisi, dermawan dan pebisnis terkemuka ini juga pernah menerima anugrah Legion d'Honneur dari Prancis, Rudolph Valentino dari Republik Italia, dan penghargaan dari Kennedy Center atas kontribusinya pada perkembangan budaya Amerika.
Quincy Jones adalah subjek dari film dokumenter tahun 1990, “Listen Up: The Lives of Quincy Jones,” dan sebuah film tahun 2018 yang dibuat oleh putrinya, Rashida Jones. Memoarnya menjadikannya seorang penulis buku terlaris.
Tak terhitung jumlah orang yang merasa kehilangan dan menuliskan kesan-kesan mereka atas Quincy Jones di media sosial, termasuk sejumlah media yang kerap mewawancarainya secara khusus. [em/ab]
Forum