Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pertumbuhan ekonomi global selama ini "terlalu lambat untuk waktu yang terlalu lama" dan tingkat pertumbuhan "yang mengecewakan" ini dapat memburuk.
Perkiraan Ekonomi Dunia terbaru dari IMF memangkas estimasi pertumbuhan global sebanyak dua persepuluh dari 1 persen, menjadi 3,2 persen.
Para peneliti di lembaga ini juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Uni Eropa akan lebih lambat dibandingkan perkiraan sebelumnya. Studi ini mengatakan bahwa China kemungkinan akan tumbuh sedikit lebih cepat dibandingkan estimasi sebelumnya.
IMF mengatakan gejolak finansial global baru-baru ini membuat para investor lebih khawatir dan takut, aset-aset berisiko buru-buru dijual, naiknya tingkat suku bunga untuk pinjaman ke negara-negara berkembang, dan kejatuhan drastis harga-harga minyak dan komoditas lainnya.
"Ketidakstabilan dengan kekerasan" yang berlanjut di banyak negara, termasuk Suriah, telah menciptakan "bencana kemanusiaan" dengan jutaan pengungsi mencari keamanan di negara-negara lain.
Para penulis laporan ini mengatakan lonjakan pengungsi ke Eropa, serta masalah ekonomi lainnya, telah mendorong gelombang "nasionalisme ke dalam" yang mengganggu integrasi ekonomi. Laporan IMF ini juga menyatakan kekhawatiran mengenai akibat buruk Amerika Serikat terhadap perdagangan terbuka.
IMF menyerukan para pembuat kebijakan untuk memanfaatkan tingkat suku bunga yang rendah saat ini untuk berinvestasi dalam infrastruktur dan riset, untuk mendorong pertumbuhan dan lapangan pekerjaan yang segera dan jangka panjang.
IMF juga mendesak para pemimpin nasional untuk bersiap menanggulangi masalah-masalah ekonomi, memperingatkan bahwa ekonomi global yang rapuh "memberikan sedikit ruang untuk kesalahan." [hd]