Rakyat Slowakia hari Sabtu memilih anggota parlemen dalam pemilu ketika krisis migrasi Eropa menjadi sorotan utama, meskipun Slowakia sendiri bukanlah tujuan utama bagi para migran.
Slowakia akan mengambil alih rotasi kepemimpinan Uni Eropa bulan Juli, yang bisa memposisikan pemerintah untuk berperan lebih besar dalam diskusi kebijakan Uni Eropa terkait krisis migrasi.
Partai Smer yang berkuasa pimpinan Perdana Menteri Robert Fico diperkirakan akan kehilangan kursi menyusul skandal korupsi dan keluhan upah rendah bagi para guru dan perawat.
Namun, jajak pendapat menunjukkan partai Smer akan menang setidaknya 30 persen dari 150 kursi yang diperbutkan, ini cukup untuk membentuk koalisi dengan mitra terbaru untuk membentuk pemerintahan mayoritas.
Ketika memberi suara hari Sabtu, Fico mengatakan berharap "jumlah besar partainya terpilih di parlemen", yang sebenarnya bukan hasil baik dari pemilu, tetapi ia akan menghormati hasilnya.
Sikap anti-imigrasi Fico populer diantara banyak pemilih. Ia menganggap multi-kulturalisme adalah "fiksi" dan berjanji tidak akan menerima kuota Uni Eropa bagi relokasi pengungsi dan menuntut Uni Eropa atas isu tersebut.
Di wilayah yang menjadi garis depan krisis migrasi, pandangan Fico sejalan dengan para pemimpin Hungaria dan Polandia, yang mengambil sikap keras untuk membatasi jumlah migran yang diperbolehkan melakukan perjalanan melalui negara mereka atau menetap di sana.
Lawan Fico, Radoslav Prochazka, dari partai Siet yang berpandangan sama dengan Fico, yakni menentang kewajiban kuota Uni Eropa.
Setelah memberikan suaranya, Prochazka mengatakan kepada wartawan bahwa rencana Uni Eropa untuk mendistribusikan pengungsi ke negara-negara anggota bukan solusi tepat bagi krisis migrasi.
Dua puluh tiga partai memperbutkan kursi dalam pemilu. Hasil jajak pendapat di TPS-TPS diharapkan keluar Sabtu malam setelah pemilu berakhir. [zb]