Tautan-tautan Akses

India, Negara Paling Berbahaya Bagi Perempuan


Remaja India memegang lilin dalam unjuk rasa memprotes kekerasan seksual terhadap perempuan di New Delhi, 9 Februari 2015.
Remaja India memegang lilin dalam unjuk rasa memprotes kekerasan seksual terhadap perempuan di New Delhi, 9 Februari 2015.

India adalah negara paling berbahaya di dunia bagi perempuan, menurut survei sejumlah pakar tentang isu-isu perempuan.

Survei yang dilakukan oleh Thomson Reuters Foundation yang dirilis Selasa (26/6/2018) itu, melibatkan 550 pakar dari 193 negara anggota PBB tentang hal-hal terburuk bagi perempuan, antara lain tentang layanan kesehatan, sumber daya ekonomi, praktik-praktik tradisional, pelecehan seksual dan non-seksual, dan perdagangan manusia.

Dari ibukota India, New Delhi sampai ke kota-kota kecil dan desa di negara itu, jutaan perempuan mungkin hidup dalam bahaya. Itulah kesimpulan dari survei terbaru oleh Yayasan Thomson Reuters, yang mendapati India sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi perempuan.

Tetapi pemerintah India menyangkal bahwa temuan yang berdasarkan survei dari 548 pakar di seluruh dunia itu, tidak benar.

Ketua Komisi Nasional untuk Perempuan, Rekha Sharma mengatakan, “Survei dilaksanakan dengan cara yang sepenuhnya salah. Di India, hanya 101 perempuan yang diajak konsultasi, di mana hanya 50 dari mereka ada di negara ini, selebihnya tinggal di luar India.”

Peristiwa-peristiwa kekerasan belum lama ini seperti pemerkosaan seorang gadis kecil oleh geng di negara bagian Jammu dan Kashmir, telah sangat merusak reputasi India. Tetapi beberapa ilmuwan sosial India berpendapat, pemerkosaan dan pelecehan seksual tidak hanya terjadi di India.

Dari enam kategori utama survei, India bernasib terburuk dalam tiga hal: kekerasan seksual, perdagangan manusia, budaya dan agama.

India diikuti oleh negara yang sedang dikoyak perang, yaitu Afghanistan dan Suriah, masing-masing pada peringkat kedua dan ketiga. Somalia dan Arab Saudi berada pada peringkat keempat dan kelima. Disusul Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Yaman, Nigeria dan Amerika.

Survei serupa pada 2011 menempatkan Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Pakistan, India dan Somalia sebagai lima negara paling berbahaya bagi perempuan di dunia.

Amerika berada pada peringkat ke-10 pada kedua survei tersebut dan menjadi satu-satunya negara Barat yang berada dalam daftar itu.

Sementara itu, Amerika berada dalam peringkat ketiga – bersama Suriah – sebagai negara di mana perempuan paling berisiko mengalami kekerasan seksual, gangguan dan pemaksaan untuk melakukan hubungan seks. Dan yang keenam dalam hal kekerasan non-seksual, seperti seperti pelecehan domestik dan mental.

Para pakar mengatakan gerakan #MeToo ikut menyumbang persepsi bahaya yang ada di Amerika.

Kampanye #MeToo menentang pelecehan seksual mencapai puncaknya pada akhir 2017, ketika lebih dari 70 perempuan menuduh produser Hollywood Harvey Weinstein melakukan pelecehan seksual sejak puluhan tahun lalu.

Ratusan perempuan kini secara terbuka menuduh orang-orang kuat di berbagai industri telah melakukan pelecehan seksual. Puluhan ribu perempuan ikut serta dalam gerakan #MeToo di media sosial, untuk saling berbagi kisah pelecehan atau penganiayaan seksual yang mereka alami. [em/al]

XS
SM
MD
LG