India menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford. Menteri Informasi dan Penyiaran Prakash Javadekar mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu (2/1) bahwa pemerintah telah memberi lampu hijau penggunaan vaksin tersebut pada Jumat (1/1).
Reuters melaporkan AstraZeneca adalah vaksin Covid-19 pertama yang disetujui untuk penggunaan darurat oleh India, yang memiliki jumlah infeksi tertinggi kedua setelah Amerika Serikat.
Javadekar mengatakan setidaknya terdapat tiga vaksin lagi yang sedang menunggu persetujuan pemerintah, yaitu COVAXIN dari perusahaan lokal Bharat Biotch, ZyCoV-D Zydus Cadila dan Sputnik-V Rusia.
“India mungkin satu-satunya negara di mana setidaknya empat vaksin sedang disiapkan,” katanya.
Organisasi Pengendalian Standar Obat Pusat (Central Drugs Standard Control Organization/CDSCO) India diharapkan akan mengumumkan detail vaksin tersebut segera.
India melaporkan lebih dari 10 juta kasus Covid-19, meskipun tingkat infeksinya telah turun secara signifikan dari titik puncak yang terjadi pada pertengahan September.
Negara itu berharap dapat menginokulasi 300 juta dari 1,35 miliar penduduknya dalam enam hingga delapan bulan pertama tahun ini.
Produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute of India (SII) telah menimbun sekitar 50 juta dosis suntikan AstraZeneca/Oxford, yang akan dijual kepada pemerintah dengan harga sekitar 250 rupee atau sekitar Rp 48 ribu per dosis dan 1.000 rupee di pasar swasta. [ah]