Menteri Pertahanan India A.K. Antony mengatakan di depan parlemen, Kamis (8/8) bahwa pasukan khusus Pakistan terlibat dalam serangan lintas perbatasan di mana lima tentara India tewas di Kashmir.
Dalam pernyataan awal pekan ini, menteri itu tidak menyalahkan tentara Pakistan atas penyerbuan Senin malam itu. Sebaliknya, pihak berwenang menuduh para pelakunya sebagai teroris dan mengenakan seragam tentara Pakistan.
Pihak berwenang Pakistan membantah terlibat dalam insiden itu. Militer Pakistan mengatakan tidak ada baku tembak di sepanjang garis perbatasan yang dijaga ketat aparat yang bisa menimbulkan korban jiwa seperti itu.
Tapi protes oleh pihak oposisi bahwa pemerintah bersikap lunak terhadap Pakistan, sepertinya mendorong pemerintah India mempertegas sikapnya.
Hari Kamis, Antony mengatakan insiden-insiden di perbatasan Kashmir yang disengketakan, yang juga dikenal sebagai LOC (line of control), tidak mungkin terjadi tanpa sepengetahuan, dukungan dan fasilitas dari pihak berwenang Pakistan.
Antony mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu tidak boleh dibiarkan tanpa proses hukum. "Kejadian ini tentu akan berdampak pada sikap kita di sepanjang LOC dan pada hubungan kita dengan Pakistan," ujar Antony. "Sikap kita yang menahan diri tidak boleh dianggap enteng. Kapasitas angkatan bersenjata dan tekad pemerintah kita untuk menjaga ketertiban di LOC juga tidak boleh diragukan."
Di majelis rendah parlemen, pemimpin oposisi, Partai Bharatiya Janata, Sushma Swaraj menyambut baik pernyataan pemerintah itu.
Swaraj mengatakan dia senang karena pemerintah mengatakan Pakistan tidak boleh menganggap enteng hubungan mereka. Dia mengatakan parlemen India mengirim pesan yang jelas bahwa insiden tersebut tidak boleh terulang kembali.
Pemakaman lima tentara yang tewas dalam serangan di Kashmir itu diadakan hari Kamis.
Sementara itu Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif hari Kamis mengatakan bahwa penting bagi India dan Pakistan untuk memulihkan gencatan senjata di perbatasan itu.
Sharif mengatakan ia ingin bertemu dengan mitranya dari India, Manmohan Singh, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York, menurut sebuah pernyataan yang dirilis setelah Sharif bertemu dengan para pejabat kementerian luar negeri Pakistan.
Perpecahan terbaru di sepanjang perbatasan Kashmir itu adalah salah satu yang terburuk sejak kedua negara itu menandatangani gencatan senjata pada tahun 2003. Para pengamat mengatakan perpecahan itu kemungkinan besar akan menggagalkan dimulainya kembali pembicaraan damai yang diusulkan Pakistan. Pembicaraan itu telah ditunda menyusul bentrokan lintas perbatasan lainnya pada bulan Januari.
Dalam pernyataan awal pekan ini, menteri itu tidak menyalahkan tentara Pakistan atas penyerbuan Senin malam itu. Sebaliknya, pihak berwenang menuduh para pelakunya sebagai teroris dan mengenakan seragam tentara Pakistan.
Pihak berwenang Pakistan membantah terlibat dalam insiden itu. Militer Pakistan mengatakan tidak ada baku tembak di sepanjang garis perbatasan yang dijaga ketat aparat yang bisa menimbulkan korban jiwa seperti itu.
Tapi protes oleh pihak oposisi bahwa pemerintah bersikap lunak terhadap Pakistan, sepertinya mendorong pemerintah India mempertegas sikapnya.
Hari Kamis, Antony mengatakan insiden-insiden di perbatasan Kashmir yang disengketakan, yang juga dikenal sebagai LOC (line of control), tidak mungkin terjadi tanpa sepengetahuan, dukungan dan fasilitas dari pihak berwenang Pakistan.
Antony mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu tidak boleh dibiarkan tanpa proses hukum. "Kejadian ini tentu akan berdampak pada sikap kita di sepanjang LOC dan pada hubungan kita dengan Pakistan," ujar Antony. "Sikap kita yang menahan diri tidak boleh dianggap enteng. Kapasitas angkatan bersenjata dan tekad pemerintah kita untuk menjaga ketertiban di LOC juga tidak boleh diragukan."
Di majelis rendah parlemen, pemimpin oposisi, Partai Bharatiya Janata, Sushma Swaraj menyambut baik pernyataan pemerintah itu.
Swaraj mengatakan dia senang karena pemerintah mengatakan Pakistan tidak boleh menganggap enteng hubungan mereka. Dia mengatakan parlemen India mengirim pesan yang jelas bahwa insiden tersebut tidak boleh terulang kembali.
Pemakaman lima tentara yang tewas dalam serangan di Kashmir itu diadakan hari Kamis.
Sementara itu Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif hari Kamis mengatakan bahwa penting bagi India dan Pakistan untuk memulihkan gencatan senjata di perbatasan itu.
Sharif mengatakan ia ingin bertemu dengan mitranya dari India, Manmohan Singh, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York, menurut sebuah pernyataan yang dirilis setelah Sharif bertemu dengan para pejabat kementerian luar negeri Pakistan.
Perpecahan terbaru di sepanjang perbatasan Kashmir itu adalah salah satu yang terburuk sejak kedua negara itu menandatangani gencatan senjata pada tahun 2003. Para pengamat mengatakan perpecahan itu kemungkinan besar akan menggagalkan dimulainya kembali pembicaraan damai yang diusulkan Pakistan. Pembicaraan itu telah ditunda menyusul bentrokan lintas perbatasan lainnya pada bulan Januari.