Indonesia akan memproduksi vaksin virus corona untuk memenuhi keperluannya sendiri karena adanya kekhawatiran tentang distribusi global vaksin yang diproduksi negara asing, kata ketua tim peneliti nasional COVID-19 Indonesia dalam pengumuman hari Kamis (2/7).
“Akan dilakukan oleh Indonesia, dari Indonesia, untuk Indonesia,” kata Ali Ghufron Mukti dalam jumpa pers yang disiarkan bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Ali menyebut kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan bioteknologi di seluruh dunia, serta “tantangan” pada rantai pasokan global sebagai alasan perlunya Indonesia mengembangkan vaksin sendiri.
Pemerintah Indonesia mulai membahas penelitian untuk vaksin pada bulan Maret, tetapi tidak menyatakan niat mengembangkan dan memproduksi vaksin hanya untuk negara itu.
Perusahaan milik negara Bio Farma, satu-satunya pembuat vaksin di Indonesia, bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi China Sinovac Biotech pada awal Juni. Ali menambahkan bahwa Bio Farma dapat melakukan uji coba pada paruh kedua tahun depan.
“Kami menggunakan teori kami dan kami optimis bahwa pada tahun 2021 atau awal 2021, ini akan selesai di laboratorium,” kata ketua tim peneliti COVID-19 itu.
Selain kolaborasi antara Bio Farma dan Sinovac, Ali mengatakan perusahaan farmasi swasta Indonesia Kalbe Farma dan perusahaan bioteknologi Korea Selatan Genexine juga bekerja sama untuk memproduksi vaksin. [lt/ii]