Memenuhi komitmen Indonesia untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan sekaligus membantu warga Palestina di wilayah pendudukan, Majelis Ulama Indonesia menandatangani nota kesepahaman pembangunan rumah sakit Indonesia di Kota Hebron. Sebenarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah sakit adalah Rp87 miliar, tetap sejauh ini yang terkumpul baru sekitar Rp24 miliar.
Acara penandatanganan perpanjangan nota kesepahaman dengan Wali Kota Hebron Taisir Abu Syunainah itu dilakukan secara virtual di kantor MUI di Jakarta pada Senin (29/11). Dalam acara itu Ketua Panitia Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan nota kesepahaman antara MUI dengan Pemerintah Kota Hebron pertama kali ditandatangani pada Januari 2020 dan berlaku hingga Desember tahun ini.
Mengingat dana pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron belum juga terkumpul, maka nota kesepahaman yang ditandatangani hari ini diperpanjang hingga Desember 2023. Namun Sudarnoto tidak menyebutkan kapan proyek pembangunan tersebut direncanakan selesai.
Dalam proyek pembangunan rumah sakit itu, MUI bekerja sama dengan beragam lembaga filantropi, seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Dana Pembangunan Islam MUI (IDF MUI), Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazis Mu), Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Nahdhatul Ulama (Lazis NU), Kitabisa.com, Dompet Dhuafa, Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar, Quantum Akhyar Institute, Rumah Sakit Zakat dan Dewan Masjid Indonesia.
Lebih jauh Sudarnoto mengatakan MUI pada 6 Mei 2021 telah meluncurkan penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron melalui beberapa langkah, antara lain menyerukan kepada semua organisasi massa Islam, lembaga pendidikan Islam, lembaga filantropi Islam, pengurus masjid dan masyarakat Indonesia.
Hingga hari ini, katanya, jumlah bantuan dana yang telah diterima adalah sekitar Rp24,754 miliar.
"Dari Lazis Mu sebesar $1 miliar, dari Dewan masjid sebesar Rp1 miliar, kemudian dari Ustadz Adi Hidayat Rp14,3 miliar," kata Sudarnoto.
MUI juga menerima sumbangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron dari MUI Provinsi Bali sebesar Rp430,1 juta, dua kali donasi dari Sekolah Indonesia di Jeddah dengan total Rp64,1 juta, Laznas Al-Azhar Jakarta sebanyak Rp500 juta, serta YouTuber Fadil Zaidi dan Kitabisa.com sebesar Rp3 miliar.
Menurut Sudarnoto, proses hibah tanah di Hebron seluas 4.000 meter persegi untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia telah rampung. Lahan itu juga tidak menjadi sengketa dengan Israel.
Apresiasi Kementerian Luar Negeri
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri Muhsin Syihab, mengatakan insitusinya mengapresiasi segala upaya dan kerja keras MUI dan seluruh komponen masyarakat Indonesia dalam membantu rayat Palestina, salah satunya melalui pembangunan Rumah sakit Indonesia di Hebron.
"Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron ini juga untuk menjawab kebutuhan nyata yang mendesak dari masyarakat Palestina. Khususnya di kawasan Palestina dan sekitarnya, terkait dengan akses kesehatan dan minimnya pelayanan kesehatan yang memadai selama ini baik akibat wabah penyakit maupun akibat konflik dan kekerasan yang terjadi terus menerus," ujar Muhsin.
Ia menegaskan isu Palestina merupakan prioritas dan selalu berada di jantung politik luar negeri Indonesia.
Dukungan dari pemerintah dan rakyat Indonesia agar Palestina segera menjadi negara merdeka dan berdaulat penuh adalah mandat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang selalu disuarakan secara konsisten di berbagai forum multilateral, regional, dan bilateral.
Seruan Presiden
Presiden Joko Widodo melalui pesan tertulis menyambut Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, lanjut Muhsin, menyampaikan kepada semua masyarakat internasional untuk terus mendukung penyelesaian isu Palestina. Dukungan itu dapat dilakukan melalui solusi dua negara sejalan dengan para meter internasional dan resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan keprihatinan atas beragam pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina yang terus dilakukan oleh Israel.
Muhsin menambahkan pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan lebih dari Rp33 miliar kepada Palestina untuk menangani pandemi COVID-19. Selain itu, selama 2018-2020 Indonesia juga telah memulai sedikitnya 177 program pembangunan kapasitas manusia yang telah diikuti lebih dari 2.000 warga Palestina di berbagai sektor – termasuk usaha mikro, kecil dan menengan (UMKM), diplomatik, dan pemberdayaan perempuan.
Muhsin juga menyebutkan berbagai komponen masyarakat Indonesia juga membantu dalam bentuk dukungan dana dan proyek. Dia mencontohkan Rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza yang sudah berperasi dan proyek pembangunan Sekolah Indonesia di Ras al-Amud, Yerusalem Timur, yang akan dikerjakan.
Pembangunan Sekolah Indonesia
Sekolah Indonesia itu akan dibangun di atas tanah seluas 660 meter persegi. Luas bangunan sekoah akan dibangun itu sebesar 190 meter persegi. Sekolah Indonesia di Ras al-Amud ini akan diperuntukkan bagi 200 pelajar lelaki dan perempuan Palestina untuk pendidikan tingkat dasar. Sekolah ini akan dibangun dengan anggaran $1,1 juta dan semuanya berasal dari sumbangan masyarakat Indonesia.
Wali Kota Hebron Sampaikan Rasa Terima Kasih
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Hebron Taisir Abu Syunainah mengatakan pihaknya berterima kasih atas bantuan proyek pembangunan Rumah Sakit Indonesia yang akan dibangun di Hebron. Dia menjelaskan Hebron adalah kota terluas dan paling banyak penduduknya di Palestina.
"Hebron adalah kota tertua kedua di dunia. Hebron merupakan kota tulang punggung ekonomi Palestina, penuh peradaban, dan sejarah. Hebron adalah kota tempat kubur Nabi Ibrahim dan anak-anaknya," tutur Taisir.
Taisir menambahkan Israel mulai memasuki Hebron setelah perang enam hari pada 1967. Dia mengingatkan pula pemukim Yahudi Baruch Goldstein pada 1994 menembaki jamaah salat subuh di Masjid Ibrahim, sehingga menewaskan 29 orang dan melukai 125 orang.
Setelah tragedi itu, Hebron dibagi dua: Hebron I berada di bawah administrasi dan kontrol keamanan Palestina. Sedangkan Hebron II administrasinya berada di bawah Palestina namun kontrol keamanan oleh militer Israel. Akibatnya, 550 toko milik warga Palestina terpaksa ditutup.
Taisir mengatakan Rumah Sakit Indonesia yang akan dibangun di Hebron berjarak sekitar 500 meter dari Masjid Ibrahim. Rumah sakit itu nantinya akan membuka lapangan kerja bagi warga Palestina baik langsung maupun tidak langsung. Juga mengurangi ketergantungan warga Hebron dan Palestina lainnya terhadap rumah sakit di Israel. [fw/em]