Di tengah-tengah berlangsungnya sidang tahunan di markas PBB di kota New York. Indonesia melakukan pendekatan gencar untuk memuluskan jalan sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020.
Peluncuran kampanye pada saat para pemimpin negara berkumpul di kota New York ini dianggap sebagai langkah Indonesia yang terang-terangan dan tegas.
Apa sebenarnya yang melatar belakangi keinginan Indonesia untuk menjadi anggota Dewan Keamanan ini, disampaikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang memimpin delegasi Indonesia pada sidang PBB tahun ini.
"Indonesia akan mengambil peran lebih besar dalam perdamaian dunia dan Indonesia sebagai negara yang punya pengaruh besar di Asia mempunyai hubungan yang lebih bersahabat dengan negara-negara lain, dan juga punya pengalaman yang banyak," kata Kalla.
Sejumlah perwakilan misi negara lain menghadiri acara peluncuran kampanye Kamis malam. Duta besar Selandia Baru untuk PBB, Gerard Van Bohemen mendukung tekad Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK.
"Kami sangat mendukung negara ASEAN, ketika ada calon dari ASEAN muncul tentu kami mendukungnya," ujar van Bohemen.
Sikap yang sama juga disampaikan negara ASEAN lainnya seperti misi perwakilan Filipina dan dukungan yang disampaikan Menlu Korea Selatan sebagaimana dikatakan Menlu Retno Marsudi.
"Mengenai dukungan untuk Dewan Keamanan, kita sudah mendapat kepastian bahwa Korea Selatan akan mendukung," tutur Retno.
Sejauh ini satu-satunya saingan Indonesia untuk menempati posisi anggota tidak tetap DK dari kawasan Asia Pasifik adalah Maladewa.
Dewan Keamanan PBB beranggotakan 15 negara, lima anggota tetap Tiongkok, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika dan 10 anggota tidak tetap, di mana lima anggotanya dipilih setiap tahun dengan masa keanggotaan dua tahun.
Hingga kini ada 60 negara anggota PBB yang belum pernah menjadi anggota tidak tetap DK. [my]