Sidang Komisi Bersama antara Indonesia dan Arab Saudi berlangsung di Jakarta hari ini, Selasa (23/10). Kedua delegasi dipimpin oleh menteri luar negerinya masing-masing.
Selain membahas hubungan dan kerjasama bilateral, pertemuan Komisi Bersama Indonesia-Arab Saudi yang pertama ini juga membahas masalah terbunuhnya wartawan asal Arab Saudi Jamal Khashoggi di dalam kantor Konsulat Saudi di Istanbul.
Dalam jumpa pers bersama di kantornya, Selasa, usai pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui pembunuhan terhadap Khashoggi, kolumnis surat kabar the Washington Post, menjadi perhatian masyarakat internasional. Karena itu pula, lanjutnya, dirinya menyampaikan posisi Indonesia dalam kasus itu.
Retno menambahkan pemerintah Indonesia sangat prihatin terhadap apa yang menimpa Khashoggi. Indonesia, lanjut dia, menyampaikan duka cita yang dalam kepada keluarga Khashoggi.
“Indonesia meminta kiranya investigasi dapat dilakukan secara transparan dan seksama. Saya menyampaikan kepada Menlu Al-Jubeir bahwa saya mencermati juga pernyataan yang disampaikan oleh Menlu Al-Jubeir dua hari lalu, yang antara lain menekankan, 'Kami pasti akan mencari semua fakta,'" kata Retno.
Sekali lagi, tegas Retno, Indonesia sangat mengharapkan penyelidikan dapat dilakukan secara transparan dan seksama.
Dalam kesempatan itu pula, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel bin Ahmed Al-Jubeir menjelaskan Raja Salman bin Abdul Aziz telah mengirim satu tim investigasi ke Turki setelah Raja Salman menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Dia menambahkan tim investigasi gabungan Saudi-Turki itu sudah mengambil sejumlah bukti atas pembunuhan Khashoggi yang terjadi di kantor Konsulat Arab Saudi di Kota Istanbul, Turki.
Lebih lanjut Adel mengungkapkan Raja Salman juga sudah memerintahkan Kejaksaan Agung Arab Saudi melakukan penyelidikan. Hasilnya, sebanyak 18 orang telah ditahan untuk dimintai keterangan lebih lanjut dan 16 pejabat pemerintah sudah dipecat.
Adel menekankan hal tersebut merupakan langkah awal dari penuntasan kasus terbunuhnya Khashoggi. Dia menekankan Raja Salman bersama Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman berkomitmen untuk mengusut tuntas perkara kematian Khashoggi.
“Raja Salman bin Abdul Aziz dan Yang Mulia Pangeran Muhammad bin Salman akan mengawasi investigasi berjalan secara benar dan selesai dan memastikan orang-orang bertanggung jawab akan dihukum. Keduanya akan memastikan prosedur dan mekanisme hukum berjalan supaya kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Adel.
Adel mengatakan pemerintah Arab Saudi akan terus mengumumkan perkembangan dari investasi kasus kematian Khashoggi melalui kantor Kejaksaan Agung.
Khashoggi tidak muncul lagi setelah memasuki kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Dia mendatangi Konsulat Arab Saudi untuk mengurus dokumen yang diperlukan buat menikah lagi dengan tunangannya, perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.
Hasil investigasi kepolisian Turki menyebutkan lelaki 60 tahun tersebut dibunuh di dalam konsulat dengan cara dimutilasi. Namun pemerintah Saudi berkali-kali menegaskan Khashoggi sudah meninggalkan gedung konsulat.
Setelah lebih dari dua pekan membantah, Arab Saudi pada Jumat (19/10) pekan lalu mengakui Khashoggi terbunuh di dalam Konsulat Saudi karena berkelahi dengan orang-orang yang ia temui. Namun, hingga kini Riyadh belum bisa menunjukkan mayat Khashoggi.
Kesimpulan versi Arab Saudi itu membuat banyak negara tidak percaya. Para tokoh, termasuk anggota-anggota Kongres Amerika Serikat, menuntut penyelidikan independen atas pembunuhan Khashoggi. [fw/as]