Indonesia, salah satu eksportir batu bara termal utama, menargetkan produksi 710 juta ton batu bara pada tahun 2024, setelah mencatatkan rekor produksi tahun lalu di tengah pemulihan permintaan.
Produksi batu bara Indonesia pada tahun 2023 adalah 775 juta ton, naik dari 687 juta tahun sebelumnya dan di atas target 695 juta ton, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif kepada wartawan.
Sekitar 518 juta ton batu bara Indonesia diekspor pada tahun lalu, tambahnya, meningkat 11 persen dari tahun 2022. Arifin tidak memberikan perkiraan ekspor pada tahun 2024.
“Ekspor batu bara kita meningkat (tahun lalu) karena meningkatnya permintaan energi, sementara pasokan sumber energi alternatif terganggu,” kata Arifin kepada wartawan merujuk pada terganggunya pasokan gas akibat perang di Ukraina.
Sementara itu, permintaan domestik lebih tinggi daripada perkiraan karena permintaan listrik pulih dari dampak pandemi dan sejumlah pembangkit listrik tenaga batu bara mulai beroperasi, kata Arifin.
Indonesia telah berjanji untuk beralih dari batu bara, yang saat ini merupakan setengah dari sumber energi negara, menuju sumber daya terbarukan.
Pemerintah berencana untuk meningkatkan pangsa energi yang dihasilkan dari sumber-sumber energi terbarukan menjadi 23 persen pada tahun 2025, naik dari tahun lalu yang hanya 13 persen, menurut data kementerian itu.
“Kami tetap berkomitmen dan akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya terbarukan yang kami miliki,” katanya, namun menambahkan: “Kami harus realistis.”
Di sektor bahan bakar transportasi, Indonesia memperkirakan pada tahun ini konsumsi biodiesel dalam negeri yang terbuat dari minyak sawit akan mencapai sekitar 12,5 juta kiloliter (kl), naik sedikit dari 12,2 juta kl pada tahun 2023.
Pemerintah telah mengalokasikan 13,4 juta kl untuk konsumsi biodiesel pada tahun 2024, dan menargetkan konsumsi 13,9 juta kl pada tahun depan. [ab/uh]
Forum