Pernyataan Menteri Pertahanan sekaligus capres terpilih, Prabowo Subianto terkait upaya Indonesia mengirim pasukan perdamaian dalam pusaran konflik Israel – Palestina, menjadi bahan pertanyaan, di sela Kuliah Umum Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (3/6/).
Ketika seorang mahasiswa menanyakan sikap resmi pemerintah, Retno Marsudi pun menjelaskan, bahwa pengiriman pasukan perdamaian harus di bawah instruksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Perlu digarisbawahi, pasukan perdamaian yang dimaksud adalah penjaga perdamaian di bawah PBB. Yang dimaksud Pak Prabowo adalah, apabila PBB memutuskan untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, maka Indonesia siap untuk berkontribusi,” jelas Retno.
Retno memaparkan, selama ini pasukan perdamaian PBB dari Indonesia, telah dikirim ke berbagai negara konflik. Peran mereka penting, untuk menjaga keselamatan warga yang menjadi korban konflik, imbuhnya.
Di acara IISS Shangri-la Dialogue di Singapura, Sabtu (1/6), Prabowo menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus mendukung gencatan senjata sebagai langkah penting untuk menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.
Bahkan Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pasukan perdamaian ke Jalur Gaza.
TNI pun memastikan prajuritnya siap menjalankan operasi perdamaian di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), di manapun jika sudah ada perintah dari negara.
Tak hanya menyatakan kesiapan mengirim pasukan perdamaian ke Gaza, Prabowo dalam kesempatan yang sama juga mengungkapkan kesiapan Indonesia mengevakuasi dan merawat seribu warga korban luka dari Gaza, di rumah sakit Indonesia. Menlu Retno Marsudi turut angkat bicara.
"Jadi ini sekarang proses sedang jalan tentunya, dan persiapan-persiapan seperti itu kan biasanya memerlukan waktu yang lama, karena pertanyaan pertama bagaimana mereka bisa keluar dari Gaza dan sebagainya," ujar Retno menjawab pertanyaan jurnalis.
Lebih lanjut, Retno menyebut, pelaksanaan rencana evakuasi warga korban luka itu baru bisa dilakukan di pemerintahan baru, mulai akhir tahun ini.
"Jadi, pada saat pelaksanaannya memang di bawah pemerintahan Pak Presiden terpilih, tapi kita terus koordinasi. Bantuan dari darat, laut, dan udara untuk warga Gaza terus kita lakukan. Intinya adalah Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” tambah alumni UGM itu.
Data kementerian luar negeri mencatat, ada 144 negara yang mengakui negara Palestina, terbaru yaitu Norwegia, Irlandia dan Spanyol.
Sementara itu, Indonesia sudah menyalurkan bantuan ke Palestina lebih dari 4.500 ton.
Pengamat Hubungan Internasional UGM, Muhadi Sugiono, mengungkapkan faktor kedekatan hubungan Indonesia - Palestina yang akan terus berlangsung. Tak hanya diplomatik, tapi juga hubungan hati, ungkap Muhadi.
"Isu Palestina adalah isu yang sangat penting di dalam hubungan diplomatik dan politik luar negeri kita. Palestina akan selalu ada di setiap diplomasi yang dilakukan Indonesia di kancah dunia. Dengan perkembangan yang terjadi sejak Oktober lalu di Palestina, dunia tertuju di sana,” ujar Muhadi. [ys/ns]
Forum