Tautan-tautan Akses

Inggris Cabut Restriksi COVID


Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang peron di Stasiun King's Cross, di tengah wabah COVID-19 di London, Inggris, 12 Juli 2021. (Foto: Reuters)
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang peron di Stasiun King's Cross, di tengah wabah COVID-19 di London, Inggris, 12 Juli 2021. (Foto: Reuters)

Senin (19/7) menjadi Hari Kebebasan di Inggris. Hari tersebut mendapat sebutan demikian karena semua restriksi sosial, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak sosial yang diberlakukan untuk memerangi COVID-19, telah dicabut.

Pencabutan pembatasan itu dilakukan di tengah-tengah meningkatnya kasus COVID dan rawat inap di Inggris, yang sebagian besar disebabkan oleh virus corona varian Delta.

Menteri Keuangan Inggris Sajid Javid terlihat di luar Downing Street di London, Inggris, 28 Januari 2020. (Foto: REUTERS/Peter Nicholls)
Menteri Keuangan Inggris Sajid Javid terlihat di luar Downing Street di London, Inggris, 28 Januari 2020. (Foto: REUTERS/Peter Nicholls)

Hari Kebebasan juga berlangsung sementara Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid melakukan isolasi mandiri karena ia dinyatakan positif COVID. Layanan Kesehatan Nasional (NHS) memberitahu PM Inggris Boris Johnson dan Menteri Keuangan Rishi Sunak bahwa mereka telah berhubungan dengan seseorang yang dinyatakan positif terpapar COVID.

Orang-orang yang telah diberitahu NHS mengenai hal serupa diharapkan untuk melakukan isolasi mandiri. Johnson dan Sunak semula berharap akan berpartisipasi dalam program percontohan yang akan memungkinkan mereka bekerja di Downing Street, namun kemudian memutuskan untuk tidak melakukannya setelah muncul kegemparan publik.

“Sementara tes dan program pelacakan cukup ketat, yang hanya membolehkan urusan pemerintah yang esensial,” cuit Sunak di Twitter, ”saya menyadari perasaan bahwa peraturan itu tidak berlaku untuk semua orang adalah keliru. Untuk itu saya akan mengisolasi diri seperti biasa dan tidak ikut dalam program percontohan.”

Di Thailand, demonstran yang berunjuk rasa menentang cara pemerintah menangani wabah COVID bentrok dengan polisi pada hari Minggu (18/7) di Ibu Kota, Bangkok. Protes di ibu kota dan berbagai lokasi lain di negara itu merupakan pembangkangan terhadap larangan melakukan pertemuan publik lebih dari lima orang yang diumumkan pemerintah baru-baru ini.

Petenis remaja AS Coco Gauff telah dites positif COVID dan tidak akan ambil bagian dalam Olimpiade Tokyo. Atlet berusia 17 tahun itu mencuit di Twitter bahwa “selalu menjadi impian saya untuk mewakili AS di Olimpiade, dan saya berharap akan ada lebih banyak lagi kesempatan bagi saya untuk mewujudkannya kelak.” Belum jelas benar apakah Gauff telah divaksinasi. Pesta olahraga akbar itu ditunda tahun lalu. Keputusan panitia Olimpiade untuk tetap menyelenggarakannya pada tahun ini telah mendapat banyak kritik sementara dunia terus berupaya keras mengatasi pandemi COVID.

Johns Hopkins University Coronavirus Resource Center Senin pagi mencatat 190,4 juta kasus COVID dan lebih dari 4 juta kematian akibat virus corona di seluruh dunia. Data Johns Hopkins juga menunjukkan lebih dari 3,6 miliar vaksin telah diberikan sejauh ini. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG