Rusia membantah bahwa pihaknya memiliki peran apapun dalam insiden keracunan sepasang warga Inggris yang menurut otorita Inggris adalah korban terbaru Novichok, gas urat syaraf dari mutu militer yang diduga dibuat militer Rusia dan pertama kali diketahui dalam upaya pembunuhan seorang mantan mata-mata Rusia dan putrinya di Inggris bulan Maret lalu.
Serangan awal itu membuat mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya Yulia, dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius selama beberapa minggu sebelum mereka akhirnya benar-benar pulih. Insiden terbaru itu memicu krisis internasional dengan tuduhan baru dari Inggris yang tampaknya tidak dikehendaki oleh para pejabat Kremlin.
“Tentu saja kami prihatin mengetahui bahwa gas racun ini telah digunakan berulangkali di Eropa,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Namun sebaliknya, kami tidak memiliki informasi tentang gas racun yang digunakan atau bagaimana gas racun itu digunakan,” tambahnya.
Dua warga Inggris – Dawn Sturgess yang berusia 44 tahun dan Charlie Rowley yang berusia 45 tahun – jatuh sakit di Amesbury, sebuah kota yang terletak kurang dari 16 kilometer dari Salisbury. Tim medis menggambarkan gejala yang diderita keduanya sama seperti yang ditunjukkan dalam insiden keracunan Skripal. [em/al]