Inggris telah melarang penjualan anak anjing dan anak kucing oleh pihak ketiga untuk melindungi hewan-hewan itu dari eksploitasi.
Pemerintah mengatakan undang-undang baru itu akan membantu menghentikan “peternakan anak anjing” dan menyulitkan para pelaku yang tidak peduli dengan kesejahteraan hewan tersebut.
Menteri urusan Kesejahteraan Hewan, David Rutley, mengatakan larangan itu “adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan hewan peliharaan yang paling disayangi di negara ini mendapatkan perlakuan yang tepat sejak dilahirkan.”
Keputusan ini dibuat setelah diadakannya konsultasi masyarakat yang mendapatkan dukungan luar biasa untuk melarang penjualan oleh pihak ketiga.
Dengan kebijakan baru itu, mereka yang ingin mengadopsi anak anjing atau anak kucing harus langsung menghubungi penangkar hewan bersangkutan atau pusat-pusat adopsi hewan, dan tidak membeli dari toko hewan peliharaan atau gerai komersial lainnya.
Kelompok-kelompok pemerhati kesejahteraan hewan memuji tindakan yang diambil pemerintah sebagai sebuah langkah penting ke depannya. Marc Abraham, seorang dokter hewan yang acapkali muncul di televisi dan salah seorang pendiri PupAid, menyebutnya sebuah “kemenangan sejati bagi rakyat jelata yang giat berkampanye untuk perlindungan hewan dan juga anjing-anjing dan kucing-kucing di Inggris.”
Ia mengatakan penangkar hewan itu dituntut untuk lebih bertanggung jawab dan membuat penjualan anak anjing dan anak kucing yang diselundupkan secara ilegal lebih sulit.
Perubahan ini juga didukung oleh salah satu pusat penampungan hewan paling terkenal di Inggirs, the Battersea Cat and Dogs Home.
Keputusan ini diambil setelah organisasi penyayang hewan, RSPCA, meminta informasi dari publik Inggris tentang identitas penumpang dan pengemudi yang tertangkap CCTV membuang seekor anjing meski pun anjing itu memohon untuk tidak ditinggalkan.
Kasus penelantaran anjing peliharaan itu terjadi awal bulan ini di Trentham, 235 km barat daya Inggris, namun video itu baru beredar Senin (24/12) lalu di internet.
“Melihat anjing malang dalam kondisi yang menyedihkan, berusaha untuk mengejar mobil yang meninggalkannya, benar-benar menimbulkan rasa iba,” ujar inspektur RSPCA, Natalie Perehovsky. “Saya tidak dapat memahami bagaimana ada orang yang tega berbuat demikian.” [ww/ft]