Otorita Inggris mengatakan, informasi pribadi di Facebook, yang dikumpulkan oleh perusahaan pencari data, Cambridge Analytica tanpa pengetahuan dan persetujuan para pengguna jaringan media sosial itu, diakses dari komputer yang berkantor di Rusia dan negara-negara bekas Soviet lainnya.
Kantor Komisi Informasi (ICO), sebuah kantor pemerintah Inggris yang menyelidiki skandal itu mengatakan dalam pernyataan hari Rabu (18/7), "beberapa sistem yang terkait dengan penyelidikan itu telah diakses dari alamat IP di Rusia dan Negara-negara Persemakmuran yang Independen atau CIS."
CIS adalah kelompok 10 negara, termasuk Rusia, yang tadinya merupakan bagian dari bekas Republik Sosialis Uni Soviet (USSR).
Dalam laporan bulan Maret, harian New York Times menggambarkan Cambridge Analytica sebagai perusahaan yang "menawarkan alat yang dapat mengenali kepribadian pemilih Amerika dan mempengaruhi perilaku mereka." Facebook mengatakan, data sekitar 87 juta pengguna, sebagian besar di AS, telah diakses oleh perusahaan itu.
Seorang pembocor rahasia di dalam perusahaan itu, Christopher Wylie menduga, data yang diambil mungkin telah diserahkan kepada Rusia, dalam upaya mempengaruhi pemilihan presiden AS tahun 2016. [ps/ii]