PM Inggris Theresa May akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa, Rabu (17/10), sementara kedua pihak menghadapi kebuntuan pembicaraan dalam perundingan mengenai keluarnya Inggris dari blok tersebut.
Berbulan-bulan pembicaraan telah menghasilkan kesepakatan dalam banyak hal mengenai bagaimana memutus ikatan itu, namun sejumlah rintangan besar masih mengganjal, termasuk bagaimana menangani perbatasan antara Irlandia Utara dan sebuah negara anggota Uni Eropa lainnya, Irlandia.
Uni Eropa ingin Irlandia Utara tetap berada dalam blok itu untuk menghindari perlunya kontrol perbatasan antara provinsi Inggris itu dengan Irlandia, sementara Inggris ingin memperlakukan Irlandia Utara sama seperti terhadap provinsi-provinsi Inggris lainnya.
Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk mengatakan menjelang pertemuan Rabu, ia berencana akan bertanya pada May mengenai apakah pemimpin Inggris ini memiliki proposal konkrit untuk memecah kebuntuan pembicaraan.
Tusk mengatakan itu akan menentukan apakah mungkin menyelesaikan ketidaksepahaman-ketidaksepahaman yang ada, dan melanjutkan usaha mewujudkan Brexit sepenuhnya pada Maret tahun depan.
Ia juga memperingatkan bahwa para pemimpin Uni Eropa perlu membahas bagaimana menghadapi apa yang disebut “Brexit tanpa kesepakatan” – situasi di mana Inggris keluar dari blok itu tanpa adanya langkah-langkah resmi untuk menyelesaikan isu-isu seperti perdagangan dan kebebasan bergerak yang selama ini berlaku di antara sesama anggota Uni Eropa. [ab/uh]
