Tautan-tautan Akses

Inovasi Ramah Lingkungan: Produksi Meubel dari Jamur


Beberapa perusahaan AS memanfaatkan mikroba seperti jamur untuk memproduksi meubel seperti gambar ini. (Foto: video grab)
Beberapa perusahaan AS memanfaatkan mikroba seperti jamur untuk memproduksi meubel seperti gambar ini. (Foto: video grab)

Sebuah perusahaan di New York ini mengubah jamur menjadi bahan-bahan pembungkus dan papan-papan dinding dengan pemanasan dan pemberian tekanan pada campuran itu.

Dalam cerita dongeng Alice in Wonderland yang ditulis oleh John Tenniel, digambarkan ulat bulu yang duduk di atas jamur. Yang satu ini, mungkin tidak terlihat seperti kursi untuk ulat, tetapi bangku ini benar-benar terbuat dari jamur.

Sebuah perusahaan bernama Ecovative Design memanfaatkan bakteri untuk menguatkan dan mempertebal serabut jamur yang disebut mycelium.

"Seperti menumbuhkan pohon ke dalam bentuk meubel, tetapi ini bukan dibuat dari pohon, melainkan menggunakan jamur," ujar pendiri Ecovative Design.

Serabut jamur atau mycelium itu dipadatkan ke dalam kantong-kantong plastik beserta batang-batangnya, dan dalam waktu hanya beberapa hari tumbuh menjadi bahan campuran yang bisa dicetak.

Perusahaan yang berbasis di New York ini menjualnya sebagai bahan-bahan pembungkus dan membuatnya menjadi papan-papan dinding dengan pemanasan dan pemberian tekanan pada campuran itu.

Pendiri Ecovative mengatakan, misi utama mereka mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan bahan-bahan ramah lingkungan, tidak seperti bahan sintetis biasa, yang mereka kembangkan berpengaruh positif pada ekosistem planet.

"Kami mempunyai aplikasi untuk kemasan dan penyekatan. Pada dasarnya, segala sesuatu untuk rumah Anda kami tumbuhkan disini,mulai dari dinding sampai ke bahan struktural, perabotan, bahkan segala sesuatu yang melengkapi di meja Anda,” kata Eben Bayer, salah satu pendiri Ecovative.

Natural Way to Manufacture Furniture -- With Fungi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:01:53 0:00

Perusahaan BioMASON mempunyai tujuan sama. Sejak didirikan pada tahun 2012, perusahaan yang berawal di North Carolina itu telah membuat batu-batu bata lewat proses yang tidak konvensional, yakni menambahkan bakteri ke dalam pasir sebelum menuangkan campuran itu ke dalam cetakan.

"Jadi bakteri yang kami gunakan adalah bakteri yang baik dan ditemukan di lingkungan laut, di kulit kerang dan perairan laut," kata Ginger Krieg Dosier, pendiri BioMASON.

BioMASON sedang berusaha untuk menjual lisensi proses ini kepada perusahaan yang membuat bata untuk lantai dan dinding. Ini baru awal dari sebuah proses yang bisa menjadi praktik standar di kemudian hari. Bahan-bahan organik ini dapat menurunkan biaya dan meningkatkan permintaan serta membuka pasar yang luas. (ps/jm)

XS
SM
MD
LG