Senjata kimia kemungkinan telah digunakan di empat lokasi di Suriah tahun ini, selain serangan yang dikukuhkan dekat Damaskus Agustus lalu, yang telah memaksa pemerintah Suriah meninggalkan persediaan senjata kimianya, menurut inspektur PBB.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Kamis (12/12), para pakar, yang dipimpin oleh profesor Ake Sellstrom dari Swedia, memeriksa tujuh serangan yang dicurigai melibatkan senjata kimia dan mengatakan mereka tidak memiliki bukti untuk membenarkan tuduhan di dua lokasi.
Mandat terbatas para inspektur menghalangi mereka mengidentifikasi apakah pemerintah atau pejuang oposisi bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
Laporan Kamis itu menunjukkan bukti yang mengindikasikan senjata kimia barangkali telah digunakan di Khan al Assal di luar Aleppo, Jobar di pinggiran kota Damaskus timur, Saraqueb dekat Idlib di barat laut, dan Ashrafiah Sahnaya di pedesaan Damaskus. Dalam dua kasus, para pakar menemukan bukti penggunaan gas sarin.
Pemerintah dan oposisi saling menuduh menggunakan senjata kimia di Khan al Assal dan laporan itu mengatakan tidak ada pihak di Suriah membantah penggunaan senjata kimia di desa itu. Tuduhan penggunaan senjata kimia di Jobar dan Ashrafiah Sahnaya dibuat oleh pemerintah Suriah, sementara Inggris dan Perancis mengemukakan tuduhan tentang penggunaan senjata kimia di Saraqueb.
Dalam laporan awal pada 16 September, tim Sellstrom menyimpulkan bahwa bukti yang dikumpulkan di daerah Ghouta Damaskus menyusul serangan tanggal 21 Agustus memberikan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa roket dari darat-ke-darat yang mengandung gas saraf sarin digunakan. Pemerintah Amerika mengatakan lebih dari 1.400 orang tewas.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Kamis (12/12), para pakar, yang dipimpin oleh profesor Ake Sellstrom dari Swedia, memeriksa tujuh serangan yang dicurigai melibatkan senjata kimia dan mengatakan mereka tidak memiliki bukti untuk membenarkan tuduhan di dua lokasi.
Mandat terbatas para inspektur menghalangi mereka mengidentifikasi apakah pemerintah atau pejuang oposisi bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
Laporan Kamis itu menunjukkan bukti yang mengindikasikan senjata kimia barangkali telah digunakan di Khan al Assal di luar Aleppo, Jobar di pinggiran kota Damaskus timur, Saraqueb dekat Idlib di barat laut, dan Ashrafiah Sahnaya di pedesaan Damaskus. Dalam dua kasus, para pakar menemukan bukti penggunaan gas sarin.
Pemerintah dan oposisi saling menuduh menggunakan senjata kimia di Khan al Assal dan laporan itu mengatakan tidak ada pihak di Suriah membantah penggunaan senjata kimia di desa itu. Tuduhan penggunaan senjata kimia di Jobar dan Ashrafiah Sahnaya dibuat oleh pemerintah Suriah, sementara Inggris dan Perancis mengemukakan tuduhan tentang penggunaan senjata kimia di Saraqueb.
Dalam laporan awal pada 16 September, tim Sellstrom menyimpulkan bahwa bukti yang dikumpulkan di daerah Ghouta Damaskus menyusul serangan tanggal 21 Agustus memberikan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa roket dari darat-ke-darat yang mengandung gas saraf sarin digunakan. Pemerintah Amerika mengatakan lebih dari 1.400 orang tewas.