Satu tim penyelidik yang dipimpin Belanda mengenai jatuhnya pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 di atas wilayah Ukraina Timur menyatakan pesawat itu dihantam misil darat-ke-udara yang ditembakkan dari peluncur misil Buk buatan Rusia. Wilayah itu adalah medan pertempuran antara pemberontak yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina.
Para pejabat Belanda mengumumkan temuan mereka hari Selasa (13/10) di Den Haag, dengan potongan pesawat yang telah direkonstruksi sebagian tampak di latar belakang.
Potongan-potongan logam penyok dari lokasi kecelakaan yang menutupi kerangka logam itu disusun kembali oleh para penyelidik dalam upaya menetapkan dengan pasti mengapa pesawat itu jatuh di daerah pedesaan Ukraina.
Tjibbe Joustra, ketua Dewan Keselamatan Belanda, menyampaikan kepada para anggota keluarga korban dan media bahwa sisi kiri pesawat itu dihantam pecahan-pecahan peluru yang berasal dari ledakan misil yang ditembakkan dari darat. Ia mengatakan pesawat itu langsung pecah di udara.
Ia mengatakan Ukraina bertanggungjawab menutup wilayah angkasa di atas zona konflik bersenjata namun memilih tidak melakukan hal tersebut. “Tak seorang pun mempertimbangkan kemungkinan terancamnya sebuah pesawat sipil pada ketinggian jelajah penerbangan,” ujarnya.
Joustra mengatakan panel itu mengeluarkan rekomendasi agar pada masa mendatang, negara-negara yang dilanda konflik bersenjata berupaya lebih keras lagi mengamankan wilayah angkasa mereka, dan para operator penerbangan harus lebih terbuka mengenai rute penerbangan yang mereka pilih.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta Rusia agar bekerjasama penuh dalam penyelidikan kriminal mengenai siapa yang bertanggungjawab menembak jatuh Malaysia Airlienes penerbangan MH17 itu. Dalam komentar pertamanya mengenai laporan akhir Dewan Kesealamatan Belanda, Selasa, Rutte mengatakan prioritas utama sekarang adalah melacak dan menuntut para pelakunya.
Laporan Dewan Keselamatan Belanda itu merupakan tonggak penting dalam upaya menuntut pertanggungjawaban mereka yang menembak jatuh pesawat itu pada Juli 2014, sebut Gedung Putih dalam suatu pernyataan hari Selasa.
Jurubicara Dewan Keselamatan Nasional Amerika Ned Price mengatakan bahwa penilaian Gedung Putih tidak berubah, yakni bahwa MH17 dihantam misil darat-ke-udara yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai separatis di Ukraina Timur. Price menambahkan bahwa Amerika akan mendukung penuh semua upaya untuk mengajukan mereka yang bertanggungjawab ke muka hukum.
Mayoritas penumpang pesawat dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu adalah warganegara Belanda. Tetapi pesawat dalam penerbangan 17 Juli 2014 itu juga mengangkut warga Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina. Wakil-wakil dari masing-masing negara tersebut ambil bagian dalam penyelidikan.
Kecelakaan pada 17 Juli 2014 itu menewaskan seluruh 298 orang di dalam pesawat tersebut. [uh]