Iran hari Senin (28/1) mengatakan telah berhasil mengirim kera ke antariksa. Keberhasilan program antariksa Iran dengan menggunakan peluncuran roket itu sangat memprihatinkan negara-negara Barat, yang khawatir teknologi itu dapat digunakan untuk mengembangkan rudal balistik yang bisa dipersenjatai dengan senjata nuklir.
Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi memberitahu televisi pemerintah bahwa kera itu masih hidup ketika kembali ke bumi setelah berada dalam kapsul pada ketinggian 120 kilometer.
Laporan itu tidak memberikan rincian tentang tanggal atau lokasi peluncuran. Kementerian Pertahanan hanya mengatakan peluncuran kera ke antariksa itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad pekan lalu, menurut sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa peluncuran itu sebagai "langkah raksasa" dalam teknologi ruang angkasa dan penelitian biologi yang selama ini merupakan 'monopoli beberapa negara'.
Televisi pemerintah Iran menyiarkan gambar seekor monyet abu-abu kecil yang diikat ke kursi empuk dan sedang dimuat ke dalam roket Kavoshgar dijuluki "Pishgam" (yang berarti 'Perintis') yang kata media pemerintah mencapai ketinggian lebih dari 120 kilometer.
Menhan Ahmad Vahidi mengatakan, "Peluncuran (roket) Kavoshgar dan pengembalian kera ke Bumi, adalah langkah pertama menuju pengiriman manusia ke ruang angkasa pada fase berikutnya."
Sebelumnya, usaha terakhir Iran untuk menerbangkan kera ke antariksa pada tahun 2011 gagal karena alasan yang tidak diungkapkan.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan kepada wartawan ia tidak bisa mengkonfirmasi apakah Iran telah berhasil mengirim kera ke luar angkasa atau melakukan peluncuran roket, namun ia mengatakan bahwa jika hal itu terjadi, maka "hal itu merupakan keprihatinan serius."
Nuland mengatakan peluncuran itu akan melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1929, yang melarang Iran melakukan"segala kegiatan yang terkait dengan rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir, termasuk peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal balistik." (Reuters).
Menteri Pertahanan Ahmad Vahidi memberitahu televisi pemerintah bahwa kera itu masih hidup ketika kembali ke bumi setelah berada dalam kapsul pada ketinggian 120 kilometer.
Laporan itu tidak memberikan rincian tentang tanggal atau lokasi peluncuran. Kementerian Pertahanan hanya mengatakan peluncuran kera ke antariksa itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad pekan lalu, menurut sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa peluncuran itu sebagai "langkah raksasa" dalam teknologi ruang angkasa dan penelitian biologi yang selama ini merupakan 'monopoli beberapa negara'.
Televisi pemerintah Iran menyiarkan gambar seekor monyet abu-abu kecil yang diikat ke kursi empuk dan sedang dimuat ke dalam roket Kavoshgar dijuluki "Pishgam" (yang berarti 'Perintis') yang kata media pemerintah mencapai ketinggian lebih dari 120 kilometer.
Menhan Ahmad Vahidi mengatakan, "Peluncuran (roket) Kavoshgar dan pengembalian kera ke Bumi, adalah langkah pertama menuju pengiriman manusia ke ruang angkasa pada fase berikutnya."
Sebelumnya, usaha terakhir Iran untuk menerbangkan kera ke antariksa pada tahun 2011 gagal karena alasan yang tidak diungkapkan.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan kepada wartawan ia tidak bisa mengkonfirmasi apakah Iran telah berhasil mengirim kera ke luar angkasa atau melakukan peluncuran roket, namun ia mengatakan bahwa jika hal itu terjadi, maka "hal itu merupakan keprihatinan serius."
Nuland mengatakan peluncuran itu akan melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1929, yang melarang Iran melakukan"segala kegiatan yang terkait dengan rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir, termasuk peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal balistik." (Reuters).