Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif dikenal karena pernyataannya yang blak-blakan. Pada akhir kunjungan resminya selama dua hari ke Australia, Menlu Iran itu kembali mengecam Israel dan Amerika karena mengancam akan mengebom apa yang disebutnya sebagai fasilitas-fasilitas nuklir Iran untuk tujuan damai.
Zarif juga menanggapi isu HAM yang ramai diperdebatkan, hanya beberapa hari setelah PBB melaporkan tingkat eksekusi “yang sangat tinggi” di Iran khususnya bagi pelanggar hukum yang masih di bawah umur.
Dalam wawancara dengan televisi Australia, Menlu Zarif mengatakan sementara negara-negara lain prihatin mengenai HAM di Iran, ia juga prihatin dengan penanganan pencari suaka yang ditahan di Australia.
"Kami tidak menyukai cara-cara Australia menangani warga Iran yang pada dasarnya dibohongi oleh penyelundup manusia. Faktanya, mereka hidup dalam situasi yang sangat sulit," ujar Zarif.
Para pencari suaka yang berusaha mencapai Australia dengan perahu dikirim ke kamp-kamp migran di lautan Pasifik Selatan di mana kondisinya digambarkan oleh kelompok-kelompok HAM “tidak manusiawi”.
Pemerintah Australia berkeras bahwa proses klaim pengungsi di luar Australia itu telah menghambat arus pencari suaka menempuh resiko yang berbahaya di laut.
Zarif mengatakan 9.000 warga Iran yang mencari suaka di Australia menjadi korban penyelundupan dan propaganda oleh “sumber-sumber pemerintah”.
Minggu ini, Australia mengupayakan perjanjian dengan Iran untuk memaksa pulang para pencari suaka yang klaim pengungsinya ditolak di Australia. Tapi para politisi oposisi berkeras harus dipastikan adanya pengamanan bagi siapapun yang dikembalikan ke negara asalnya. [my/ii]